Sebanyak 195 kabupaten dan kotamadya menjadi target gerakan nasional ini, dengan jumlah penduduk yang disasar mencapai 105 juta jiwa. Diharapkan pada 2020, Indonesia sudah mencapai status eliminasi kaki gajah.
"Tahun 1970-an prevalensi kaki gajah masih 19,7 persen. Dalam 45 tahun kita bisa turun jadi 4,6 persen dan kita harapkan pada 2020 bisa di bawah 1 persen," kata dr HM Subuh, Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, di Kementerian Kesehatan, Rabu (30/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi-bagi obat kaki gajah akan dilakukan setiap 1 Oktober selama 5 tahun ke depan. Jika semua penduduk di daerah endemis serempak minum obat sesuai anjuran, maka diharapkan rantai penularan cacing filaria penyebab kaki gajah akan terputus.
Obat yang akan dibagikan di puskesmas dalam program ini ada 2 macam yakni Albendazole dan DEC (Diethylcarbamazine citrate). Keduanya merupakan obat yang umum dipakai untuk membasmi, khususnya cacing. Soal efek samping, Kementerian Kesehatan menjamin obat tersebut aman.
"Pengecualian untuk anak di bawah 2 tahun, ibu hamil, dan pasien gangguan hati atau ginjal, bisa ditunda dulu pemberian obatnya," pesan dr Subuh.
Baca juga: Kerugian Negara Akibat Penyakit Kaki Gajah Ditaksir Rp 13 Triliun per Tahun (up/vit)











































