Kegiatan pengembangan minat dan bakat juga sering dilakukan oleh Yayasan Anyo Indonesia (YAI), yayasan yang menaungi anak-anak dengan kanker. "Memang di Rumah Anyo, anak-anak dengan kanker akan fokus dengan pengobatan. Tetapi, bukan berarti mereka tidak punya kesempatan mengembangkan bakat," ucap Pinta Manullang Panggabean, Ketua YAI, saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (1/10/2015).
Dalam beberapa kesempatan, YAI telah melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengasah kemampuan minat dan bakat. Hasilnya pun sangat menggembirakan. Meskipun terbatas dengan kondisi kanker, anak-anak tetap dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pinta Manullang, Kehilangan Anak Makin Mendekatkan Pada Penyandang Kanker
Foto: Dokumen Rumah Anyo |
Membatik, melukis serta kegiatan pengembangan minat dan bakat lainnya berguna untuk meningkatkan semangat juang anak-anak. Apalagi membatik dan melukis bisa jadi merupakan kesempatan langka karena anak-anak langsung didampingi ahlinya.
"Rata-rata, anak-anak yang baru masuk ke Yayasan Anyo akan menjadi pendiam dan asosial. Hal ini karena mereka masih merasa sendirian dan takut. Tetapi setelah mengikuti kegiatan di Yayasan Anyo dan mencoba keluar, mereka akan menjadi sangat percaya diri dalam menghadapi orang banyak," tutur Pinta.
Dituturkan Pinta, kepercayaan diri ini sangat penting untuk pengobatan dan menghadapi keadaan sesulit apapun. Apalagi 43 dari 170 anak-anak yang pernah tinggal di Rumah sudah meninggal dunia. Untunglah, rata-rata anak-anak masih punya semangat tinggi bahkan sampai mereka menutup mata.
"Saya tidak menangis waktu Anyo (putra Pinta, red) meninggal, tapi entah kenapa saya sering menangis saat anak-anak ini meninggal. Haru yang dirasakan karena kami, sangat bisa merasakan perjuangan yang mereka lalui," ujar Pinta mengisahkan tentang besarnya semangat anak-anak dengan kanker.
Baca juga: Kepolosan Anak-anak dengan Kanker 'Terukir' di Rumah Ini
Sampai dengan saat ini, jumlah kasus baru kanker pada anak-anak setiap tahunnya bertambah sebanyak 4.100 anak. Untuk menanganinya, saat ini baru ada 60 dokter spesialis kanker di Indonesia, dan belum ada sama sekali tenaga perawat khusus pasien kanker.
Foto: Dokumen Rumah Anyo |
Keberadaan yayasan yang bisa menjembatani pihak-pihak yang ingin berperan, seperti mengajak anak-anak membatik, melukis, atau menari tanpa disadari sangat dibutuhkan. "Kami sebagai fasilitator, selalu berusaha menjembatani pihak-pihak luar yang ingin mengajak anak-anak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukasi dan kreativitas," tutur Pinta.
"Kita tidak ingin perusahaan datang hanya untuk branding, tetapi kami akan selalu meminta, apa yang bisa diberikan kepada para anak-anak dengan kanker di seluruh Indonesia. Kami juga punya program untuk memberi pendidikan kanker ke daerah-daerah di luar Jakarta," imbuhnya sembari berharap akan banyak pihak yang terinspirasi untuk membuka yayasan-yayasan serupa lainnya di Indonesia.
Baca juga: Kisah Timothy, Bocah dengan Kanker yang Bola Matanya Sering Lepas
(vit/vit)












































Foto: Dokumen Rumah Anyo
Foto: Dokumen Rumah Anyo