Membatik Bisa Jadi Terapi Bagi Pasien Skizofrenia

Hari Batik Nasional

Membatik Bisa Jadi Terapi Bagi Pasien Skizofrenia

Jeems Suryadi Gani - detikHealth
Jumat, 02 Okt 2015 10:32 WIB
Membatik Bisa Jadi Terapi Bagi Pasien Skizofrenia
Foto: thinkstock
Jakarta - Membatik ternyata bisa memberi efek menenangkan dan meningkatkan rasa percaya diri. Karena inilah membatik pun digunakan sebagai terapi bagi pasien skizofrenia.

"Kegiatan membatik ini untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka agar bisa kembali hidup dengan normal. Jika terus dilatih, maka mereka akan berperilaku seperti biasa dan akan lebih tenang dengan aktivitas membatik," ujar dr Bambang Prabowo, MKes, Direktur Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang, saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (2/10/2015).

Skizofrenia sendiri merupakan gangguan kejiwaan yang mengubah perilaku dan persepsi rehabilitan, serta menyebabkan pasien mengalami halusinasi. Pasien skizofrenia juga memiliki kelemahan dalam memberi respons emosional karena perubahan pada persepsinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Pasien Gangguan Jiwa Masih Minum Obat Bukan Berarti Belum Sembuh

Pasien skizofrenia sering kali merasa tersisihkan dari kehidupan bermasyarakat, baik itu kehidupan sosial maupun kehidupan pribadinya. Padahal orang dengan skizofrenia tidak terganggu kecerdasannya.

Selain membatik, aktivitas lain yang mengasah keterampilan, seperti fun game, olahraga, melukis, dan menggambar, juga ditengarai bisa membantu memulihkan kepercayaan diri para pasien.

Pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014, pasien skizofrenia mengikuti lomba membatik di RSJ Prof Dr Soerojo Magelang. Bahkan pada 2012 silam, RS tersebut pernah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan peserta lomba membatik bagi yang sedang direhabilitasi terbanyak. Nah, tahun ini kegiatan serupa digelar di RSJ Atma Husada Samarinda.

"Banyak cara yang dilakukan untuk penyembuhan skizofrenia, pertama tentu dengan mengkonsumsi obat-obat, selanjutnya jika dianggap lebih baik, akan diarahkan ke kegiatan lain seperti bersosialisasi," sambung dr Bambang.

"Selain batik, saat ini 8 orang rehabilitan sedang mengadakan lomba tenis meja," imbuhnya.

Rehabilitan skizofrenia sebenarnya bisa diberdayakan. Apalagi saat ini, ada pasien skizofrenia yang berasal dari kalangan dokter hingga IT. "Beberapa yang sudah sembuh banyak yang menjadi kepala keluarga, melakukan kultum, dan bahkan menjadi guru," pungkas dr Bambang.

Baca juga: Punya Kemiripan, Ini Beda Bipolar dengan Skizofrenia


(vit/vit)

Berita Terkait