Sementara itu skizofrenia dikatakan oleh dokter mungkin tak begitu terkenal namun pengidapnya juga tak sedikit. Kedua jenis penyakit memiliki kemiripan sehingga seseorang bisa saja keliru.
Ketua Seksi Skizofrenia dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJI) dr Agung Kusumawardhani, SpKJ(K), mengatakan perbedaan dari kedua penyakit ada pada sumbernya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bipolar itu gangguan utamanya di moodnya, alam perasaannya, jadi ada perasaan yang manik berlebihan dan ada juga masa depresi. Gejala yang sama dengan skizofrenia itu pada puncak episodenya seringkali ada halusinasi, waham, dan delusi," papar dr Agung pada seminar media Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Puri Denpasar Hotel, Jakarta, dan ditulis pada Selasa (29/9/2015).
"Pada skizofrenia gejala utamanya diproses pikirnya itu. Jadi ada gangguan di proses pikir ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti kemudian ada halusinasi. Ada gangguan dipersepsinya," lanjut dr Agung.
Baik bipolar dan skizofrenia dapat diobati namun seringkali karena ada stigma pengidap dan keluarganya menjadi takut terbuka. Akibatnya pengobatan pun tak diberikan dan gejala semakin parah.
Dengan pengobatan yang tepat dr Agung mengatakan sebetulnya pengidap gangguan jiwa dapat kembali berintegrasi ke masyarakat.
Baca juga: Kisah Anisah, Seorang Guru dengan Gangguan Jiwa Skizofrenia (fds/vit)











































