Padahal menurut dr Laksmi Duarsa, SpKK dari Bali Mitra Medical Center, mendiamkan mata ikan di telapak kaki bukanlah tindakan tepat. Jika tak ditangani, mata ikan bisa membesar dan menyebabkan rasa sakit ketika berjalan.
Baca juga: Kurangi Risiko Osteoarthritis, Ini Batas Waktu Maksimal Pakai High Heels
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan dr Laksmi, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre mengatakan sebaiknya mata ikan langsung ditangani. Jika didiamkan dan semakin besar, rasa tidak nyaman yang ada di telapak kaki bisa berubah menjadi rasa sakit.
Seperti diketahui, mata ikan terjadi karena adanya tekanan pada satu sisi telapak kaki yang menyebabkan timbulnya jaringan keras di dalam kulit. Jaringan keras ini bisa menekan saraf di telapak kaki yang menyebabkan rasa nyeri atau sakit dan berpotensi mengganggu aktivitas harian.
"Mata ikan membentuk semacam benda atau massa keras yang berada di dalam kulit, sehingga saat diinjak massa akan keras itu akan menekan saraf sehingga terasa sakit," ungkap dr Darma ketika dihubungi terpisah.
Memang pada beberapa kasus, mata ikan yang didiamkan tidak akan menimbulkan rasa sakit. Menurut dr Darma hal ini bisa saja terjadi karena jaringan atau inti yang ada di dalam mata ikan belum mengeras atau tidak menyentuh saraf. Namun bukan berarti harus dibiarkan.
"Kalau nggak sakit kemungkinan massa yang dibentuk belum keras sehingga tidak menekan saraf. Tapi kalau kebiasaan belum dirubah, misalnya pakai sepatu atau sendal masih kekecilan nanti kan tetap akan tertekan kulitnya. Lama-lama nanti bisa keras dan baru terasa sakit," ungkapnya.
Baca juga: Pakai Alas Kaki Sempit, Kaki Juga Rentan Kapalan
(mrs/up)











































