Penggumpalan darah di paru-paru atau yang biasa disebut sebagai pulmonary embolism (emboli paru -red) merupakan salah satu kondisi yang mematikan. Studi yang dilakukan oleh Marti Casals dari National Research Center Network for Epidemiology and Public Health, Public Health Agency of Barcelona mengatakan atlet basket berisiko, namun masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa sebabnya.
Baca juga: Sering Kesemutan Usai Tempuh Perjalanan Jauh? Hati-hati Gejala Darah Beku
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian Casals dilakukan dengan membandingkan kasus emboli paru yang terjadi pada pria dan wanita di populasi umum dengan pria dan wanita yang terdaftar sebagai atlet basket National Basketball Association (NBA) Amerika Serikat dan Basketball Clubs Association (BCA) Spanyol.
Hasil penelitian menemukan bahwa pada atlet NBA, prevalensi kasus emboli paru adalah 1,27 per 1.000. Sementara pada atlet BCA, prevalensinya sedikit lebih tinggi yakni 2,06 per 1.000. Angka ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata kejadian emboli paru di Minnesota yang hanya 0,1 per 1.000 dan Norwegia yang 0,018 per 1.000.
Meski penelitian tidak menyebut mengapa hal ini bisa terjadi, Casals memiliki beberapa teori mengapa kasus emboli paru terjadi lebih tinggi pada atlet basker. Beberapa alasannya antara lain karena cedera berulang, peradangan kronis dan perjalanan udara terus menerus.
"Ketika Anda berada dalam perjalanan udara yang sering, pergerakan Anda akan terhenti dan dipaksa duduk selama berjam-jam. Hal ini ditambah dengan cedera berulang yang membutuhkan operasi membuat risiko emboli paru meningkat," tukas Casals lagi.
Emboli paru merupakan kondisi dimana gumpanan darah beku (trombosis) di pembuluh darah paru terpecah dan akhirnya masuk ke dalam paru-paru. Hal ini akan membuat alirah darah ke paru-paru terganggu karena jalur penyerapan oksigen terganggu.
Gejala awal yang dirasakan adalah sulit bernapas, rasa nyeri di dada dan napas tersengal. Pada kasus emboli paru yang parah, pasien bisa mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, pingsan hingga kematian.
Baca juga: Hindari Pembentukan Bekuan Darah Saat Long-Flight dengan Tips Berikut (mrs/up)











































