Saat serius mengemudi, tiba-tiba tubuh Michelle tak bisa digerakkan selama beberapa menit. Pandangan mata kirinya pun 'kabur'. Sempat merasa dirinya kena stroke, tapi lagi-lagi Michelle menampik kemungkinan itu. Setelah kondisinya normal kembali, ia lantas kembali ke rumah.
"Orang di rumah mengajak saya ke RS. Ya, meski saya cukup khawatir sudah kena stroke ringan, tapi saya bersikeras untuk beristirahat saja di rumah. Keesokan harinya, karena kondisi saya cukup baik, saya memutuskan untuk menghadiri wawancara kerja," tutur Michelle, seperti dikutip dari Mirror pada Senin (2/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sehat, saya tidak merokok. Saya juga rutin melakukan cek kesehatan. Dokter bahkan bingung apa yang menyebabkan saya bisa kena stroke ringan. Apalagi, stroke kerap menyerang orang berusia lanjut. Tapi nyatanya, stroke pun bisa dialami orang yang usianya muda," tutur Michelle.
Baca juga: Jarang Gerak, Anak Muda Zaman Sekarang Rentan Kena Stroke
Untuk meningkatkan kesadaran, khususnya kaum muda akan risiko stroke sekaligus menggalakkan poal hidup sehat, kini Michelle bergabung dengan Northern Ireland Chest, Heart and Stroke. Sekarang, Michelle juga rutin menjalani pengobatan untuk memulihkan kondisinya.
Beberapa waktu lalu, Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS (K), dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM mengatakan kecenderungan saat ini, stroke juga sudah bisa menyerang saat usia 25-35 tahun. Pada kaum muda, serangan stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta temperamen yang cenderung ambisus. Mengingat faktor risiko stroke adalah hipertensi dan kolesterol, makanan junk food dan banyak berlemak ditengarai ikut memicu prevalensi stroke di usia muda.
Kesemua faktor di atas tak lepas dari gaya hidup kekinian yang banyak diadopsi anak-anak muda, yaitu seks, narkoba, rokok dan junk food. Prof Teguh mengamati, yang paling khas dari stroke usia muda ini adalah makin banyak temperamen orang-orang muda yang mudah naik darah. Selain faktor gaya hidup, stroke pada usia muda ini juga bisa disebabkan oleh genetik.
"Kalau seorang ayah atau ibu sudah punya kecenderungan stroke, maka stroke bisa lebih cepat muncul pada anak-anaknya. Untuk meminimalisir faktor risiko genetik ini, maka orang yang berpotensi terserang stroke sebaiknya segera diarahkan untuk menjalani pola hidup sehat," kata Prof Teguh.
Baca juga: Tengah Dikembangkan, Teknik Pengobatan untuk Pulihkan Pasien Pascastroke
(rdn/up)











































