Lalu apa beda kedua jenis herpes tersebut? "Kalau herpes simplex biasanya lokasinya seputaran bibir dan alat kelamin. Sedangkan herpes zoster atau dikenal istilah cacar ular, bintil berair dan bergerombol ini tersebar melingkar," terang spesialis kulit dan kelamin, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (5/11/2015).
Baca juga: Demam dan Ada Benjolan Kecil di Sekitar Mata? Waspada Gejala Herpes Zoster
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat beberapa fase herpes zoster. Pertama, fase prodormal yang terjadi dalam kurun 1-5 hari. Gejala yang muncul antara lain rasa tidak enak di badan, misalkan di dahi dan kepala kanan terasa berat seperti migrain.
Kedua, fase photofobia di mana seseorang sensitif terhadap sinar matahari. Fase lesi biasanya terjadi selama 7-10 hari. Sedangkan ruam bisa muncul di kulit 2-4 minggu hingga kelainan pada kulit berupa merah dan lenting tidak ada lagi.
Gejala herpes zoster sering dianggap sakit kepala biasa, sehingga pengobatan pun sering terlambat dilakukan. Terkadang penyakit ini baru terdiagnosis ketika memasuki fase akut di mana terjadi ruam, sensitif terhadap sentuhan dan nyeri, lalu timbul lepuh lenting dalam jumlah banyak.
Penularan herpes zoster terjadi ketika ada kontak kulit langsung. Jadi kalau lepuhan herpes zoster pecah, kemudian menempel di baju dan kontak dengan kulit orang lain, bisa menular. Atau bila cairan yang muncul akibat lepuhan pecah itu tersentuh langsung dengan kulit orang lain.
Sedangkan herpes simplex disebabkan oleh virus herpes simplex. Untuk penanganan herpes simplex adalah dengan minum obat antivirus asiklovir atau valasiklovir selama 5-7 hari. Selain itu akan diberikan pula salep antibiotik pada bagian yang bintilnya pecah.
"Herpes simplex tidak bisa sembuh total karena akan terjadi kekambuhan seumur hidup dan kekambuhan biasanya muncul kalau daya tahan tubuh menurun," jelas dokter yang akrab disapa dr Darma ini.
Baca juga: WHO Perkirakan 3,7 Miliar Manusia di Dunia Terinfeksi Herpes
Belum lama ini Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 3,7 miliar manusia berusia di bawah 50 tahun terinfeksi Herpes Simplex Virus-1 (HSV-1). HSV-1 normalnya menyebabkan luka di mulut, dan jarang menyebabkan infeksi genital. Namun tidak tertutup kemungkinan, infeksi virus ini juga berkembang menjadi infeksi genital.
Masih menurut WHO, 417 juta manusia di usia 15-49 tahun terinfeksi varian lain dari virus ini, yakni HSV-2. Infeksi HSV-2 dapat meningkatkan risiko tertular dan menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus) penyebab AIDS.
(vit/up)











































