"Ini adalah respons alami untuk lingkungan yang tidak alami," ujar Cyriel Diels, Psikolog kognitif dan penelit di Coventry University's Center for Mobility and Transport, Inggris, dikutip dari berbagai sumber, Senin (16/11/2015).
Cyber sickness adalah kondisi mabuk digital. Kondisi ini bermula dari ketidaksesuaian mendasar antara input sensorik. "Anda akan merasa keseimbangan berbeda dari indra satu dengan indra lainnya yang membuat Anda akan merasa pusing dan mual," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mabuk yang biasa terjadi, ketidakcocokan terjadi karena Anda merasa gerakan pada otot dan sendi, tetapi Anda tidak melihatnya. Sedangkan pada mabuk digital, Anda melihat gerakan yang tidak Anda rasakan. Ini bisa jadi membuat konflik sensorik sehingga membuat Anda merasa mual.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan jika Anda adalah seseorang yang tidak rentan terhadap mabuk di mobil, kapal, atau pesawat terbang. Gangguan ini lebih sering muncul pada wanita daripada laki-laki terutama mereka yang mengalami migrain dan gegar otak.
Namun, terdapat cara untuk menyembuhkan yaitu dengan menonton atau bermain game virtual untuk melatih otak. Cara ini masih menjadi pertanyaan para ahli karena mengabaikan rangsangan sensorik yang bertentangan dan mengabaikan kemampuan untuk bereaksi di dunia nyata.
Cyber sickness merupakan gangguan yang sering dialami para pengguna VR. Yang bersangkutan akan merasa ketegangan mata dan bahkan disertai rasa pusing. Tekadang secara psikologis masih terbawa pada suasana semu walaupun sebenarnya sudah kembali ke dunia nyata. (vit/vit)











































