dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), dari RS Persahabatan Rawamangun mengatakan gejala putus rokok muncul akibat kecanduan nikotin. Jika tak merokok, perokok akan merasa gelisah, sulit konsentrasi, mulut asam dan sebagainya.
Baca juga: Dijelek-jelekkan Lewat Iklan, Perokok Malah Sulit Berhenti Merokok?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dr Agus mengatakan efek ini hanya berlangsung selama dua hingga tiga bulan. Jika sudah melewati masa tersebut, tubuh sudah bisa beradaptasi tanpa nikotin dan gejala putus rokok pun akan hilang.
Ditambahkan dr Agus, niat menjadi faktor paling penting dalam program berhenti merokok. Ia tak menampik memang ada sebagian orang yang membutuhkan bantuan terapi atau obat-obatan untuk berhenti merokok, namun itu menjadi tak berguna jika tak disertai dengan niat.
Dalam program berhenti merokok yang ada di RS Persahabatan, dr Agus mengatakan niat menjadi indikator pertama yang diukur oleh dokter. Proses pengukuran menggunakan standar penilaian 0 sampai 10, dari tidak ada niat menjadi sangat niat.
"Setelah itu baru obat-obatan. Tapi penelitian kami di RS Persahabatan, mereka yang niatnya tidak lebih dari 7, keberhasilan program berhenti merokoknya tidak lebih dari 30 persen. Tapi kalau niat, tidak pakai obat bisa 60 persen, dengan obat sampai 70 persen," pungkasnya.
Baca juga: Malah Sakit Saat Berhenti Merokok? Dokter: Itu Reaksi Psikis Saja
(mrs/vit)











































