Diantar istri tercinta, Grace Santoso, Dekson menuju ke lokasi di BSD City, Tangerang. Saat berlari, Dekson membawa bekal air sekitar 500 ml. Cuaca hari itu demikian terik, namun Dekson tetap bersemangat menyelesaikan lari sejauh 21 km.
Grace menunggu di garis finish. Saat itu dia mengetahui ada salah satu peserta lari yang ambruk 300 meter sebelum finish. Dia pun melihat ada orang berlari-lari membawa tabung oksigen, dan kemudia dibawa menggunakan mobil polisi ke rumah sakit. Tapi Grace benar-benar tidak tahu bahwa pelari yang ambruk itu adalah suaminya.
Baca juga: Kisah Aaron, Bocah Tanpa Otak yang Akhirnya Bisa Panggil Ibunya
Grace mulai bertanya-tanya ke mana sang suami setelah mulai banyak peserta lari yang sudah mencapai finish. Dia lantas menghubungi ponsel suaminya. Tidak diangkat. Hingga beberapa waktu kemudian dia mendapat telepon dari rumah sakit, mengabarkan suaminya sedang dirawat. Bak mendengar petir di siang hari, Grace pun tergopoh-gopoh menuju rumah sakit.
"Sesampainya di RS, saya lihat suami saya sudah tidak sadar. Dia ada di ICU, sudah pakai alat-alat bantu," tutur Grace saat ditemui detikHealth di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Jumat (27/11/2015).
![]() Dekson sebelum sakit (Foto: Instagram Dekson) |
Dekson dirawat semalam di RS tersebut, hingga kemudian diterbangkan ke Singapura. Dugaan sementara ada masalah dengan jantung Dekson. Apalagi jantungnya sempat berhenti beberapa saat. Nah, di Singapura, Dekson menjalani sejumlah tes, antara lain magnetic resonance imaging (MRI). Dari tes-tes itu, dokter memastikan Dekson mengalami kerusakan otak.
"Katanya kerusakan otak itu baru terlihat 4 x 24 jam setelah kekurangan oksigen. Ternyata kerusakan otaknya boleh dibilang semuanya, kecuali batang otak," terang Grace.
Saat dehidrasi parah, Dekson mengalami cerebral hypoxia, yakni kurangnya suplai oksigen ke otak. Akibatnya ia kehilangan kesadaran dan sempat mengalami henti napas tiba-tiba. Karena penanganan yang terlambat, sel-sel di otaknya mengalami kerusakan.
Baca juga: Wanita Ini Berhalusinasi Lihat Dinosaurus Terbang Gara-gara Tumor Otak
Tim medis pun berfokus pada penyelamatan nyawa Dekson. Selama delapan hari ayah dua anak itu dirawat di ICU. Setelah itu, barulah Dekson dipindah ke ruang perawatan. Kendati mengalami kerusakan otak, namun organ-organ tubuh lainnya seperti jantung, paru-paru, liver dan ginjal masih dalam kondisi prima.
"Sejak kolaps waktu itu, nggak pernah sadar. Dia sempat mengalami deep coma selama 8 hari. Dua minggu kemudian kami bawa pulang ke Jakarta," sambung Grace.
Saat ini Dekson dirawat di rumah. Mengingat perawatannya tidak bisa sembarangan lantaran Dekson rentan terkena infeksi, maka kamarnya pun dibuat steril. Perawat diperbantukan untuk menjaga Dekson. Selain itu dokter umum datang mengecek kesehatan Dekson setiap seminggu sekali. Dekson tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk makan saja harus menggunakan selang, makanannya pun semacam susu.
"Biaya perawatannya luar biasa. Saya pikir kalau kami punya cicilan rumah, cicilan mobil, dan sebagainya, mungkin sekarang ini kami sudah tinggal di kolong jembatan. Untungnya juga untuk merawat suami saya, saya mendapat dukungan dari keluarga besar," tutur Grace. (vit/up)