Studi yang dilakukan Dr Alexis M. Stranahan, pakar neurosains dari Department of Neuroscience and Regenerative Medicine, the Medical College of Georgia, menyebut diet tinggi lemak membuat seseorang rentan mengalami obesitas. Obesitas diyakini Dr Stranahan membuat otak menurun fungsinya.
Dijelaskan dr Stranahan, terlalu banyak makan makanan berlemak akan menyebabkan peradangan kronis di seluruh tubuh. Hal ini menstimulasi microglia, sel imun pada sistem saraf pusat, untuk mengaktifkan fungsi autoimmune-nya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi autoimmune membuat microglia mencerna sampah, residu dan infeksi lainnya yang menyerang sistem saraf pusat. Dengan kata lain, microglia berfungsi untuk menjaga kesehatan sistem saraf pusat sekaligus jaringan otak manusia.
"Pada kondisi normal, microglia akan terus menerus bergerak. Mereka selalu memproses sesuatu dan tak pernah berhenti bergerak. Namun ketika seseorang mengalami obesitas, microglia akan melambat dan akhirnya berhenti bergerak," tutur Stranahan, dikutip dari Science Daily, Jumat (27/11/2015).
Meski berhenti bergerak, fungsi autoimmune microglia tetap berjalan. Namun karena tidak menemukan sampah, residu atau infeksi lainnya, microglia perlahan-lahan mulai memakan sinapsis, titik-titik pertemuan antara satu neuron dengan neuron lainnya.
Dengan hilangnya sinapsis, maka koneksi antar neuron tidak terjadi dengan baik. Neuron-neuron yang seharusnya tersambung dan mengirim informasi untuk disimpan menjadi rusak dan terganggu. Stranahan mengatakan hal ini membuat seseorang sulit mempelajari hal-hal baru.
"Secara ringkas, microglia tak lagi membuang sampah dari rumah Anda. Namun malah memakan surat-surat, pintu, dapur dan peralatan lain yang Anda butuhkan. Ia tidak lagi melakukan tugasnya sebagai pembuang sampah," ungkap Stranahan.
Baca juga: 'Mencetak' Anak Multitalenta, Bagaimana Caranya? (mrs/vit)











































