Prestasi ini ditorehkan tim peneliti dari Brain and Mind Centre, University of Sydney beberapa waktu lalu. Mereka mengklaim ini adalah untuk pertama kalinya di dunia demensia dapat disembuhkan, meskipun baru sebatas pada anjing.
Tak hanya itu, cara yang digunakan pun tak biasa, yaitu dengan memanfaatkan stem cell atau sel punca. Padahal sel punca sendiri tidak lazim dipergunakan dalam pengobatan atau terapi demensia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiap malam Timmy terbangun beberapa kali. Biasanya setelah itu ia menuju dapur dan duduk di sana lalu menggonggong keras-keras. Jadi saya harus selalu memastikannya kembali ke kamar," kisah sang pemilik, Tony Leeder-Smith.
Baca juga: Begini Proses Stem Cell Bisa Tumbuhkan Kembali Tulang yang Rusak
Oleh sang dokter hewan, Timmy kemudian disarankan untuk mengikuti percobaan yang dilakukan Brain and Mind Centre, University of Sydney. Istri Tommy, Michelle awalnya ragu-ragu dan gugup dengan prosedur yang awam di telinganya itu. Namun untungnya Michelle mau diyakinkan karena tujuannya adalah demi kesembuhan Timmy.
Gayung bersambut. Salah satu peneliti, Sarah Toole mengaku memang sedang mencari anjing seperti Timmy untuk ambil bagian dalam percobaan mereka.
Tepat pada bulan Agustus lalu, percobaan mulai dilakukan. Pertama, sebagian kecil kulit perut Timmy diambil dan sel-selnya dikulturkan di laboratorium menjadi satu juta sel prekursor saraf atau sel yang dapat berkembang menjadi sel otak.
Lantas sel-sel yang sudah jadi tersebut disuntikkan ke dalam bagian otak Timmy yang mengatur memori dan daya ingatnya, yaitu hippocampus. Hasilnya pun sudah langsung terlihat beberapa bulan kemudian.
"Luar biasa, ia sudah kembali menjadi Timmy yang dulu, tidur sampai pagi dan bertingkah seperti anjing pada umumnya. Ia juga lebih bisa bersosialisasi dengan anjing-anjing lainnya," ungkap Tony seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (30/11/2015).
Dengan keberhasilan ini, peneliti berharap dapat segera mengaplikasikannya pada manusia. "Harusnya kalau Anda bisa menggunakan terapi ini pada anjing, berarti ini juga berpotensi besar untuk manusia," yakin Sarah.
Baca juga: Banyak Klaim Sesat Soal Stem Cell, Masyarakat Diimbau Tak Mudah Percaya (lll/up)











































