"Cara mereka mendiagnosa malaria sekarang ini dengan mikroskop yang besar dan relatif sulit dipakai. Butuh seorang terlatih untuk menggunakannya dan Anda harus punya fasilitas laboratorium yang terpusat di suatu tempat," ujar profesor bidang Biomedical Engineering yang terlibat dalam pengembangan, Gerard Cote, seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (2/12/2015).
Baca juga: 5 Cara Tak Biasa Untuk Hindari Gigitan Nyamuk
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengembang hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk mendiagnosa malaria dengan bantuan alat.
"Aplikasi kemudian akan mengambil gambar itu dan secara otomatis menghitung jumlah sel darah merah, jumlah parasit dari berbagai bidang penglihatan, dan lalu setelah itu Anda bisa memastikan apakah Anda terinfeksi malaria atau tidak," lanjut Cote.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan di tahun 2015 ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia. Jumlah terbanyak datang dari wilayah Sub Sahara Africa di mana berbagai peralatan medis belum terlalu lengkap.
Baca juga: WHO Serukan Penguatan Strategi Baru Berantas Malaria (fds/up)











































