Lewat Rekayasa Gen, Alternatif Pengobatan HIV Tengah Dikembangkan

Lewat Rekayasa Gen, Alternatif Pengobatan HIV Tengah Dikembangkan

Sharon Natalia - detikHealth
Selasa, 08 Des 2015 07:30 WIB
Lewat Rekayasa Gen, Alternatif Pengobatan HIV Tengah Dikembangkan
Foto: thinkstock
Jakarta - Baru-baru ini, sebuah alat untuk merekayasa gen manusia disebut sudah siap digunakan dalam waktu dekat. Namun, para ahli berpendapat mereka harus mendapat izin lebih dulu untuk mengubah embrio awal dengan tujuan penelitian semata.

Alat untuk mengubah serta merekayasa gen di dalam sel-sel hidup ini dikenal sebagai CRISPR/Cas9. Alat yang dirakit Sangamo Biosciences tersebut dikatakan memiliki potensi untuk mengubah kondisi biologis manusia. Dengan menggunakannya, para ilmuwan mungkin dapat membuat perawatan atau obat untuk menyembuhkan penyakit seperti anemia sel sabit, HIV dan kanker.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (8/12/2015),  alat ini juga diyakini bisa mengubah faktor keturunan manusia. Sehingga memungkinkan 'pembuatan' designer baby. Namun, konsep designer baby ini menimbulkan pertanyaan etis yang memicu tiga hari perdebatan para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan ahli etika dari 20 negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Sel Modifikasi Genetik Berhasil Hilangkan Leukimia Ganas Pada Bayi Ini

Pertanyaan ini muncul setelah peneliti dari China membuat upaya pertama untuk mengubah gen pada embrio manusia. Upaya tersebut dianggap sebagai percobaan yang sayangnya menunjukkan bahwa para ilmuwan tidak tahu bagaimana melakukan pengubahan gen secara aman dan efektif.

Padahal, penelitian di laboratorium menyebutkan bahwa proses itu membutuhkan sekaligus harus dilanjutkan dengan pengawasan yang tepat. Hal tersebut juga mendesak para akademi ilmiah dari Amerika Serikat, Inggris dan China untuk membuat sebuah forum internasional guna membantu membangun norma-norma mengenai penggunaan editing germline manusia.

Di samping itu, Sangamo Biosciences sedang  mengembangkan alternatif pengobatan HIV melalui proses pengeditan gen. Dalam proses tersebut, sel-sel kekebalan dari darah pasien diambil kemudian direkayasa hingga ketahanan sel terhadap virus dapat meningkat.

"Sejauh ini, 80 pasien HIV telah menerima terapi dalam pengujian tahap pertama dengan hasil yang baik," kata ilmuwan senior, Sangamo Fyodor Urnov.

Sangamo berencana melakukan percobaan klinis lanjutan. Nantinya, akan disuntikkan alat editing gen langsung ke dalam tubuh guna mengatasi gangguan darah yang dikenal sebagai hemofilia B.

Baca juga: Kisah Steve, Hampir 30 Tahun Hidup dengan HIV Tak Membuatnya Patah Semangat

(rdn/up)

Berita Terkait