Cenderung Sinis pada Lansia? Awas Anda Bisa 'Ketularan' Alzheimer

Cenderung Sinis pada Lansia? Awas Anda Bisa 'Ketularan' Alzheimer

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 14 Des 2015 07:31 WIB
Cenderung Sinis pada Lansia? Awas Anda Bisa Ketularan Alzheimer
Foto: Getty Images
Connecticut - Setiap orang akan tumbuh menjadi tua. Namun bagi mereka yang merasa belum tua-tua amat, kadang muncul pikiran negatif tentang orang sepuh atau lanjut usia.

Hal ini juga ditemukan tim peneliti dari Yale School of Public Health. Dari pengamatan mereka, sebagian orang dewasa beranggapan lansia identik dengan stigma negatif seperti pikun atau sulit belajar hal baru.

Padahal peneliti menemukan, orang dewasa yang memiliki pola pikir negatif seperti ini justru berisiko mengalami perubahan otak seperti munculnya plak atau gangguan pada protein yang ada di otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Entah kebetulan atau tidak, perubahan otak yang terjadi pada orang-orang ini identik dengan yang ditemukan pada pasien Alzheimer. Volume hippocampus (bagian vital otak yang mengatur daya ingat) pada orang-orang ini juga menyusut drastis, lebih dari mereka yang berpikiran positif terhadap lansia

Baca juga: Sempat Sebal dengan Ibu, DY Tak Tahu Ibunya Terserang Alzheimer

Sang peneliti, Becca Levy, PhD mengaku tak tahu pasti mengapa hal ini bisa terjadi.

"Kami menduga, stereotipe terhadap lansia semacam ini akan meningkatkan kadar stres seseorang, yang pada akhirnya memicu perubahan berbahaya pada otaknya sendiri dari waktu ke waktu," papar Levy seperti dikutip dari Men's Health, Senin (14/12/2015).

Menariknya, perubahan otak tersebut juga hanya ditemukan pada mereka yang cenderung berpikir sinis pada lansia saja, bukan mereka yang berperilaku buruk terhadap lansia secara keseluruhan.

Levy kemudian memberikan tips mudah untuk mencari tahu seberapa besar risiko seseorang terkena Alzheimer, yaitu menanyai diri sendiri apakah cenderung berpikir sinis pada lansia ataukah tidak.

Pertanyaan yang perlu diajukan sederhana saja: Apa pendapat Anda tentang lansia yang Anda temui sehari-hari, bisa keluarga atau tetangga? Apakah Anda merasa frustrasi pada mereka? Apakah Anda pernah berbicara dengan nada merendahkan pada mereka?

Baca juga: Amati Tiap Perubahan dan Ikhlas, Kunci Merawat Pasien Alzheimer

Di sisi lain, konsultan Global Ageing and Dementia, Nicole Batsch pernah mengatakan bahwa pengobatan dan perawatan Alzheimer masih terkendala oleh adanya diskriminasi dan ledekan dari lingkungan sekitar.

"Dengan didiagnosis Alzheimer, pasien Alzheimer kebanyakan merasa malu, terisolasi, kehilangan status dan berbagai tugasnya diambil alih," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Bahkan tak sedikit pasien Alzheimer yang takut tidak diperhitungkan atau diremehkan sebagai anggota masyarakat jika ketahuan didiagnosis dengan Alzheimer, sehingga enggan memeriksakan diri dan juga berobat. (lll/up)

Berita Terkait