Hingga suatu ketika lutut kiri Ben terluka saat keduanya tengah menikmati trekking di sebuah ngarai bernama Tiger Leaping Gorge, yang terletak di Provinsi Yunnan, China. Tak disangka, luka itu terinfeksi dengan cepat. Namun hal ini masih diabaikan oleh Ben.
Beberapa hari kemudian, saat dalam perjalanan naik bis ke Laos selama 14 jam, Ben mulai mengeluh nyeri di lututnya terasa semakin buruk. Barulah sesampainya mereka di Luang Prabang, sebuah kota di utara Laos, Anneka membawa kekasihnya ke dokter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak tahu seberapa tinggi, karena saya tak punya termometer. Tetapi tubuhnya mendidih dan keringatnya banyak sekali," kisah Anneka seperti dikutip dari Metro.co.uk, Sabtu (19/12/2015).
Anneka kemudian hanya membiarkan Ben beristirahat total. Meski begitu kondisi Ben tetap tak kunjung membaik. Ketika dibawa kembali ke dokter, lagi-lagi Anneka diyakinkan bahwa infeksi yang dialami Ben 'terkendali'. Ia juga mengatakan Ben muntah karena pria asal Belfast, Irlandia Utara ini juga keracunan makanan.
Baca juga: Jatuh di Kamar Mandi, Wanita Ini Malah Kehilangan Separuh Wajah
Anneka semakin khawatir ketika melihat paha kiri Ben membengkak, yang memaksa mereka sekali lagi ke rumah sakit. Ben sempat menjalani pemindaian dengan sinar X tetapi lagi-lagi mereka hanya diberi vitamin untuk meredakan muntah-muntahnya.
Di pagi buta, Ben terbangun sambil berteriak kesakitan. Ia juga mengatakan ada 'sesuatu di belakang kakinya'. "Kulit di paha itu telah berwarna keunguan dan menghitam, lengkap dengan luka berdarah yang menganga di tengahnya. Ini begitu mengerikan," kenang Anneka.
Gadis ini akhirnya mengirim pesan singkat ke sepupunya yang seorang dokter. Sang sepupu mengatakan Ben mengalami infeksi yang sangat buruk hingga butuh antibiotik intravena secepatnya. Di pagi hari, Anneka langsung menyewa semacam becak bernama tuk tuk untuk membawa Ben ke rumah sakit.
Di rumah sakit itu Ben sempat mendapatkan infus yang dibutuhkannya. Tapi meski melambat, infeksinya tetap tidak berhenti menyebar. Saat itu sepupu Anneka menyarankan agar mereka pindah ke Bangkok untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Ben pun diterbangkan ke Bangkok dan mendapatkan scan MRI, termasuk operasi. Karena tim dokter harus bergerak secepatnya, mereka tidak menyadari seberapa parah kondisi Ben. Ternyata Ben terserang bakteri pemakan daging langka, yang disebut necrotising fasciitis.
Tak hanya langka, bakteri yang satu ini terkenal ganas karena bisa memakan daging manusia hingga tinggal tulang-belulang.
Untung saja operasi segera dilakukan. Kalau tidak, Ben mungkin sudah meninggal hanya dalam hitungan hari. Tubuh Ben juga merespons pengobatan dengan baik, sehingga ginjalnya yang sempat terinfeksi kembali membaik hanya dalam empat hari. Begitu pun dengan sepsisnya.
Sayangnya kerusakan pada kaki Ben kadung parah. Berkat dana yang mereka kumpulkan lewat situs GoFundMe, Ben dapat melunasi biaya pengobatan sekaligus membeli tiket pulang ke Belfast bersama sang kekasih.
Di Ulster Hospital, Belfast, Ben harus menjalani operasi untuk menghilangkan sebagian kulitnya yang sudah mati, bahkan prosedur ini harus dilakukan hingga tujuh kali. Ia juga mendapatkan cangkok kulit untuk memperbaiki kulitnya kembali.
Baca juga: Kisah Bocah 18 Bulan yang Melepuh dan Hampir Meninggal Akibat Bakteri (lll/vit)











































