"Yang saya tahu, chiropractic tidak masuk dalam nomenklatur atau tata nama di kedokteran, khususnya ortopedi. Masuk diagnostik pun tidak, apalagi tindakan," kata dr Luthfi Gatam, SpOT(K), konsultan tulang belakang dari RS Fatmawati, Kamis (7/1/2016).
Karena tidak dikenal dalam ortopedi (bidang kedokteran dengan spesialisasi tulang dan persendian), maka terapi chiropractic tidak pernah menjadi rujukan para dokter untuk mengobati pasien. "Nggak pernah ada anjuran untuk merujuk pasien ke chiropractic," tegas dr Luthfi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kota-kota besar seperti Jakarta, klinik chiropractic menjamur belakangan ini. Klinik-klinik tersebut umumnya mengklaim bisa mengatasi berbagai masalah dan kelainan tulang belakang, termasuk scoliosis dan kyphosis.
Kematian Allya Siska usai berobat di Chiropractic First di Pondok Indah Mall 1 mengungkap persoalan lain dari jenis terapi tersebut. Allya Siska ditangani oleh chiropractor (istilah bagi terapis chiropractic) dari Amerika Serikat, Randall Cafferty, yang izinnya dipertanyakan.
Sebuah dokumen di situs Board of Chiropractic Examiners milik pemerintah negara bagian California menyebut nama Randall dalam daftar terapi yang bermasalah dengan izin praktik. Dokumen berangka tahun 2013 tersebut menyebut Randall terkait pelanggaran 'unprofessional conduct' dan 'conviction of a crime'.
"Kita juga nggak tahu Randall sekarang ada di mana karena dia memang sudah resign per November," kata Heru, seorang staf Chiropractic First saat ditemui detikHealth baru-baru ini.
Baca juga: Menelusuri Kematian Allya Siska, Pasien Chiropractic yang Diduga Korban Malpraktik
![]() |
(up/vit)












































