"Belum tentu seperti itu. Banyak faktor yang mesti dilihat untuk menentukan apakah seseorang masuk ke dalam sindrom itu. Misalnya kualitas hubungan dia dengan orang tua, sejarah masa kanak-kanaknya, sejarah hubungan interpersonal, dan lainnya," tegas psikolog klinis Pustika Rucita, B.A.,MPsi, Psikolog.
Dalam perbincangan dengan detikHealth, wanita yang akrab disapa Cita ini mengatakan jika tertarik atau naksir dengan seseorang yang lebih tua tidak ada nama khusus untuk kondisi tersebut. Kemudian, mesti dilihat pula histori orang tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya tertarik dengan sosok ayah pada Oedipus complex dan tertarik dengan sosok ibu pada Elektra complex. Biasanya kondisi ini terkait dengan masa perkembangan orang tersebut di masa kanak-kanak," tambah Cita.
Lalu, apakah tertarik dengan pasangan yang usianya jauh lebih tua, dari sisi psikologis bisa dibilang wajar?
"Wajar saja. Selama sifat hubungan tersebut sehat dan tidak merugikan sebetulnya tidak masalah. Hanya saja jika sampai menganggu fungsi kehidupan sehari-hari, barulah sebaiknya lebih berhati-hati," tegas pemilik akun twitter @PustikaRucita ini.
Dikutip dari Men's Health, Gary Lewandowski, PhD, kepala Departemen Psikologi Monmouth University mengatakan pria dan wanita pada dasarnya memiliki nilai terhadap pasangan yang berbeda. Misalnya zaman dulu, orang-orang berpikir pasangan yang 'bernilai' adalah pria yang handal berburu dan wanita yang mudah punya anak.
"Tapi sekarang, nilai pada pasangan, bisa jadi berupa uang, status, dan kekuasaan pada pria sedangkan pada wanita yakni muda dan menarik secara fisik. Ketika kita memilih pasangan, meski usianya terbilang cukup jauh, bisa juga karena dia merupakan refleksi diri kita. Contohnya jika Anda memilih pasangan yang romantis, itu karena dia dianggap bisa mewakili diri Anda yang juga romantis," terang Lewandoski.
Baca juga: Ini yang Perlu Diperhatikan Jika Pasutri Hendak Terapkan KB Sistem Kalender
(rdn/vit)











































