Kemenkes Beberkan Sebab Masih Tingginya Kasus Kusta di Indonesia

Hari Kusta Sedunia

Kemenkes Beberkan Sebab Masih Tingginya Kasus Kusta di Indonesia

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 29 Jan 2016 14:04 WIB
Kemenkes Beberkan Sebab  Masih Tingginya Kasus Kusta di Indonesia
Ilustrasi kusta (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kementerian Kesehatan menjelaskan alasan tingginya kasus kusta di Indonesia. Salah satunya adalah masih tingginya stigma terhadap pengidap kusta.

dr Wiendra Waworuntu, MKEs, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI, mengatakan Indonesia sempat berhasil mengeliminasi kusta secara nasional pada tahun 2000. Namun sejak tahun 2001, angka pengidap kusta meningkat.

"Syarat eliminasi adalah prevalensi kasus di bawah 1 per 10.000 penduduk, dan kita berhasil capai tahun 2000. Namun sejak 2001 kasus meningkat, dan masih ada 13 provinsi yang prevalensinya di atas 1 per 10.000, menjadikan Indonesia peringkat ketiga di dunia, setelah India dan Brasil," tutur dr Wiendra, dalam temu media Hari Kusta Sedunia di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Stigma Diri Sendiri Jadi Halangan Pasien Kusta untuk Berobat

Dijelaskan dr Wiendra, angka kasus kusta baru cenderung statis, yakni antara 16.000 hingga 20.000 kasus per tahun. Untuk tahun 2015 sendiri, total ada 17.025 kasus baru di Indonesia.

Stigmasisasi menjadi faktor penyebab utama. Pasien kusta cenderung malu untuk berobat karena takut dikucilkan oleh lingkungan. Hal ini membuat risiko penularan meningkat karena pasien tidak menjalani pengobatan.

Faktor kedua adalah masih minimnya pemahaman masyarakat soal kusta. Kusta masih dianggap sebagai penyakit akibat kutukan dan guna-guna sehingga tak sedikit masyarakat yang memilih berobat ke dukun atau metode alternatif.

"Kusta itu bukan karena kutukan, guna-guna atau dosa. Tapi penyakit infeksi bakteri dan bisa disembuhkan jika pasien mau berobat," tegas dr Wiendra.

Pada Hari Kusta Sedunia Tahun ini, Kemenkes mengusung tema Ayo Temukan Bercak. Diharapkan tema ini mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengajak pengidap kusta di keluarga atau lingkungan sekitarnya untuk mau berobat.

"Jadi tidak hanya melibatkan petugas kesehatan saja. Kita juga ingin meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk pemberdayaan, termasuk pelayanan rehabilitasi," tutupnya.

Baca juga: Tak Takut Stigma Tertular, Hafiza Berdayakan Mantan Pasien Kusta Jahit Jilbab


(mrs/vit)

Berita Terkait