Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Preventing Chronic Disease milik Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan, hanya 1 dari 4 orang dewasa yang mengeluh mengalami gangguan ingatan ketika melakoni check-up rutin.
Angka ini didasarkan pada pengamatan terhadap 10.267 orang berumur 45 tahun ke atas dari 21 negara bagian. Hasilnya, hampir 75 persen lainnya tidak mau mengungkit-ungkit hal ini di depan dokter, padahal mereka jelas-jelas tahu ada masalah, misal bila gangguan ingatan itu telah mempengaruhi keseharian atau pekerjaan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sulit Mengingat Nama dan Wajah? Coba Tidur Lebih Nyenyak Malam Ini
Dr Douglas Scharre, direktur divisi neurologi kognitif di Ohio State University Wexner Medical Center menambahkan, ada banyak alasan yang dikemukakan orang-orang yang menghindari perbincangan tentang gangguan memori dengan dokter.
Pertama, rasa malu. "Kalau hanya arthritis, keluarga dan teman-teman mereka akan memahami. Tapi kalau gangguan memori, mereka mengira banyak yang salah paham dengan keadaan ini," terang Scharre.
Kedua, orang-orang dengan gejala demensia atau Alzheimer dini biasanya memang tidak menyadari jika mereka mengalaminya. Yang lebih tahu tentu keluarga dan teman-teman dekat mereka.
Sedangkan yang ketiga adalah, beberapa dari mereka menganggap gangguan ingatan adalah bagian dari proses penuaan atau normal-normal saja, jadi tidak perlu sampai harus mengutarakannya kepada dokter.
Baca juga: Mendadak Lupa Password? Pejamkan Mata, Otak Bakal Lebih Cepat Mengingat
Menariknya, dokter juga enggan menanyakan atau memancing diskusi tentang gangguan ingatan dengan pasien paruh baya. Setidaknya inilah yang ditemukan Dr R Scott Turner, direktur Memory Disorders Program, Georgetown University Medical Center.
"Mereka hanya punya waktu beberapa menit dengan si pasien, jadi mereka ingin mengatasi isu-isu yang lebih mendesak seperti diabetes dan tekanan darah," jelas Turner.
Turner menambahkan, perbincangan tentang gangguan memori ini juga cenderung dihindari karena pasien merasa tak banyak yang bisa dilakukan untuk menanganinya. Padahal, bila pasien mau mendiskusikannya, maka dokter dapat membantu mencarikan solusi sebab gejala demensia atau Alzheimer sekalipun masih bisa diobati bila terdeteksi sejak dini.
Dokter yang merasa tak punya waktu untuk berdiskusi tentang gangguan ingatan, juga bisa melakukan sejumlah pengecekan yang berkaitan dengan gangguan ingatan, seperti konsumsi obat pasien, ada tidaknya gangguan tiroid atau apakah pasien kekurangan vitamin B atau tidak.
Turner juga mengungkapkan, pasien dengan diagnosis depresi dan kecacatan fisik biasanya juga rentan mengalami gangguan ingatan.
(lll/vit)











































