Sebanyak 30 negara yang dinyatakan sebagai daerah terdampak virus Zika itu tersebar di Amerika Tengah dan Selatan, Kepulauan Pasifik dan juga Afrika.
Perlahan tapi pasti, virus ini juga mulai menyebar ke kawasan lain seperti Amerika Serikat, Asia dan yang terbaru adalah Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan setempat, wanita yang didiagnosis terserang virus Zika ini tinggal di wilayah Catalunya. Selain wanita ini, ada 6 kasus virus Zika lain yang kemudian dikonfirmasi Kementerian Kesehatan.
Jadi total tiga pasien di Catalonia, dua lainnya di Castile dan Leon, satu di Murcia, dan satu lagi di ibukota Madrid. "Kesehatan mereka dilaporkan dalam keadaan baik," tegas juru bicara kementerian.
Kementerian juga memastikan kasus-kasus ini tidak bersifat lokal atau memicu munculnya risiko persebaran secara lokal, sebab kesemuanya berasal dari orang-orang yang baru bepergian dari negara terdampak virus Zika.
Baca juga: Heboh Virus Zika, Menkes Sebut Belum Ada Peningkatan Kasus Mikrosefali
Tak hanya di Spanyol, pemerintah Australia juga menemukan beberapa kasus virus Zika minggu lalu. Kasus pertama didapat dari dua warga Sydney yang didiagnosis membawa virus Zika setelah bepergian dari Haiti.
Selang beberapa hari, seorang wanita dan seorang anak dari Queensland juga dinyatakan positif membawa virus Zika secara terpisah. Kebetulan si wanita baru pulang dari El Salvador dan si anak juga baru saja kembali dari Samoa. Namun pemerintah memastikan keduanya sudah mengalami pemulihan dan tidak memicu risiko persebaran lebih lanjut.
Dengan ditemukannya fakta bahwa virus ini dapat menumpang pada sel sperma, WHO dan berbagai lembaga kesehatan menyarankan agar pasangan suami istri di negara terdampak atau yang baru kembali dari negara terdampak tidak melakukan hubungan intim selama beberapa bulan ke depan.
Jika tidak, sangat dianjurkan untuk menggunakan kondom saat bercinta demi mencegah persebaran virus Zika. WHO juga menganjurkan agar pemerintah setempat tidak menerima sumbangan darah dari orang-orang yang baru bepergian dari negara yang terdampak virus Zika.
Anjuran ini diberikan setelah muncul kabar seorang korban penembakan di Brazil terinfeksi virus Zika setelah mendapatkan sumbangan darah dari seorang donor yang diduga terinfeksi Zika.
Pemerintah Brazil juga telah melarang mereka yang terdampak virus ini tidak melakukan donor darah hingga 30 hari setelah mereka dinyatakan pulih dari infeksi.
Baca juga: Zika dan DBD Nyamuknya Sama, Dinkes DKI Tak Ada Kewaspadaan Khusus (lll/up)











































