Kerusakan Otak Jangka Panjang, Masalah Baru yang Dihadapi Penyintas Ebola

Kerusakan Otak Jangka Panjang, Masalah Baru yang Dihadapi Penyintas Ebola

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 01 Mar 2016 19:03 WIB
Kerusakan Otak Jangka Panjang, Masalah Baru yang Dihadapi Penyintas Ebola
Foto: thinkstock
Jakarta - Dalam penelitian terbaru tentang virus Ebola terungkap, penyintas virus mematikan ini ternyata dihadapkan pada sejumlah gangguan kronis, seperti gangguan otak dalam jangka panjang dan hilang ingatan.

Fakta ini terungkap setelah peneliti dari US National Institute of Neurological Disorders and Stroke mengamati kondisi kesehatan 82 penyintas dari Liberia.

Enam bulan setelah dinyatakan sembuh, penyintas atau mereka yang bisa pulih dari serangan virus ini dilaporkan mengalami gangguan otak jangka panjang dan gangguan saraf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua pertiga partisipan juga mengeluhkan nyeri sendi dan merasakan lemas di sekujur tubuh. Separuh lainnya menderita sakit kepala dan hilang ingatan, sedangkan dua lainnya memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri dan satu partisipan mengaku mengalami halusinasi.

Tim peneliti juga menemukan pada penyintas umumnya terlihat adanya pergerakan mata yang abnormal dan juga tremor.

"Meskipun wabahnya mungkin sudah berakhir, tetapi penyintas-penyintas ini masih harus berjuang dengan dampak jangka panjang dari virus tersebut. Jadi penting bagi kami untuk mengungkap bagaimana caranya virus ini bertahan hidup dalam waktu lama," tandas peneliti, Dr Lauren Brown seperti dikutip dari Huffington Post, Selasa (1/3/2016).

Baca juga: Seks dan Masturbasi Hambat Upaya Pengentasan Ebola

Brown juga menyoroti usia penyintas yang rata-rata masih 35 tahun yang dianggapnya terlalu muda. "Padahal kehilangan ingatan akan berdampak pada keseharian seseorang, di mana mereka tidak bisa kembali bekerja atau bersekolah atau bahkan kurang tidur, dan perkembangan ini buruk bagi psikis mereka," lanjutnya.

Baca juga: Penjelasan Dokter Terkait Penyakit Baru yang Banyak Bermunculan

Laporan-laporan sebelumnya, baik dari CDC maupun WHO, mengungkap bahwa sudah sejak lama penyintas ebola dihadapkan pada sejumlah kondisi kesehatan, di antaranya sakit kepala, gangguan penglihatan hingga kebutaan, gangguan pendengaran, kerontokan rambut, nyeri sendi hebat sampai sulit beraktivitas, dan peradangan di sekujur tubuh.

'Efek samping' dari kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan minggu hingga bulanan. Peneliti mengungkap, gejala ini sebenarnya sudah muncul pada penyintas sejak munculnya wabah Ebola di tahun 1970-an, namun untuk gangguan yang berhubungan dengan mata baru ditemukan pada wabah yang terjadi di Afrika Tengah baru-baru ini.

Mengapa banyak penyintas mengalami gejala sampingan ini tak diketahui pastinya, namun peneliti menduga bahwa hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan imunitas tubuh. Ahli penyakit menular dari Georgetown University Medical Center dr Jesse Goodman sempat mengatakan, saat terinfeksi virus, tubuh bereaksi dengan melepaskan senyawa kimia cytokines untuk melawan virus tersebut, namun ternyata malah berbalik kepada mereka dan menyebabkan si penyintas jatuh sakit. (lll/up)

Berita Terkait