Chastain dikenal memang aktif terlibat membantu studi-studi yang melihat dampak panjang dari gegar otak pada olahraga kompetitif. Fokus utamanya adalah penyakit degeneratif chronic traumatic encephalopathy (CTE) yang berhubungan erat dengan atlet yang punya sejarah gegar otak berulang.
CTE memiliki gejala seperti hilangnya ingatan, depresi, dan demensia (pikun) yang progresif. Belum pernah tercatat seorang atlet peremouan terkena CTE namun peneliti mengatakan kemungkinan karena memang jumlah sampelnya yang sedikit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menakutkan rasanya ketika memikirkan semua sundulan dan potensi gegar otak yang terjadi tak pernah terdiagnosis dalam hidup saya. Tapi lebih baik saya tahu," kata Chastain seperti dikutip dari BBC, Jumat (4/3/2015).
Kasus CTE hanya bisa didiagnosis pada pemeriksaan postmortem otak. Ini artinya ketika Chastain meninggal nanti, otaknya akan langsung didonasikan untuk diteliti di Boston University.
Selain Chastain rekan setimnya dulu Cindy Parlow Cone juga berencana mendonasikan otaknya. Dua perempuan tersebut kini bergerak sebagai aktivis mendorong badan olahraga sepak bola melarang atlet-atlet anak di bawah usia 14 tahun untuk menyundul bola.
Baca juga: Benturan Berulang di Kepala Bisa Merusak Saraf (fds/vit)











































