Sudah Menopause, Mungkinkah Wanita Masih Bisa Kena Endometriosis?

Sudah Menopause, Mungkinkah Wanita Masih Bisa Kena Endometriosis?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 14 Apr 2016 12:00 WIB
Sudah Menopause, Mungkinkah Wanita Masih Bisa Kena Endometriosis?
Foto: thinkstock
Jakarta - Endometriosis memang banyak dialami oleh wanita yang masih berada di usia reproduktif yakni 15-49 tahun. Namun, bagaimana risikonya pada wanita yang sudah menopause?

Diungkapkan dr Malvin Emeraldi SpOG, K-Fer, endometriosis juga bisa  terjadi pada wanita meski ia sudah menopause, terutama wanita dengan tubuh gemuk. Sebab, lemak dapat menghasilkan estrogen sehingga mengaktivasi jaringan dinding rahim (endometrium) yang ada di dalam rahim.

"Endometriosis kan perkembangannya memang berjalan terus bahkan diibaratkan anak belum pernah haid bisa saja itu terjadi. Nah, perkembangan terjadi sejak wanita haid sampai menopause. Mungkin saja sebelum menopause sudah ada endometriosis," kata dr Malvin usai Seminar Awam 'Waspada Endometriosis' di RSUP Fatmawati, Jakarta, Kamis (14/4/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika haid berhenti, maka perkembangan endometriosis berhenti. Namun, ketika banyak lemak di tubuh si wanita, dijelaskan dr Malvin maka lemak bisa menghasilkan estrogen yang pada akhirnya memicu berkembangnya lagi endometriosis.

Baca juga: Gejala Tak Pasti, Diagnosis Endometriosis di Fase Awal Jadi Tantangan

"Memang sedikit sekali ya kasus seperti itu. Ada memang, namun sebagian besar memang endometriosis dialami oleh wanita usia reproduksi," tambah dokter berkacamata ini.

dr Malvin menjelaskan endometriosis merupakan kondisi di mana terdapat jaringan yang serupa dengan dinding rahim (endometrium) di luar rahim dan dapat menimbulkan peradangan dalam waktu lama lalu menyebabkan jaringan parut. Pada endometriosis, peluruhan dinding rahim pada saat haid tidak turun ke jalan lahir tapi masuk ke rongga perut.
 
Hadir dalam kesempatan sama, ketua Endometriosis Center RSUP Fatmawati, dr M Luky Satria SpOG, K-Fer mengatakan kunjungan di poliklinik kandungan karena kasus endometriosi cenderung meningkat. Bahkan, setengah dari pasien datang dengan endometriosis.

"Umumnya pasien rujukan dengan endometriosis yang sudah berat dan sudah dioperasi berkali-kali, lalu mengenai organ lain. Dari Januari sampai Maret 2016 total di RS kami ada 234 pasien dan yang menjalani operasi 37 pasien," tutur dr Luky.

Baca juga: Kena Endometriosis, Risiko Keguguran dan Komplikasi Kehamilan Lebih Tinggi

(rdn/vit)

Berita Terkait