Mana yang Paling Berbahaya dan Mematikan: Alkohol, Heroin atau Kokain?

Mana yang Paling Berbahaya dan Mematikan: Alkohol, Heroin atau Kokain?

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 14 Apr 2016 14:05 WIB
Mana yang Paling Berbahaya dan Mematikan: Alkohol, Heroin atau Kokain?
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Alkohol, kokain dan heroin merupakan tiga zat paling sering membuat orang kecanduan. Dilihat dari segi ilmiah, mana yang paling berbahaya dan mematikan?

Jika dilihat sekilas, alkohol memang terkesan paling tidak berbahaya. Penjualannya dilegalkan di beberapa negara, bahkan sering dianggap sebagai pelengkap interaksi sosial. Namun tahukah Anda alkohol bertanggungjawab terhadap 2.200 kematian tiap tahunnya?

Begitu juga dengan heroin dan kokain. Di Indonesia, heroin dikenal dengan sebutan putaw. Sementara kokain dikenal dengan sebutan sabu-sabu. Kedua zat ini tergolong narkotika berbahaya dan penggunaannya dilarang oleh hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baik alkohol, heroin, maupun kokain sama-sama berbahaya. Semuanya dapat menyebabkan kecanduan, meskipun efek dan gejala putus obatnya berbeda-beda," tutur Prof David Nutt, psikiater sekaligus direktur Departemen Neuropsychopharmacology dari Imperial College London, dikutip dari Medical Daily, Kamis (14/4/2016).

Untuk membedah masing-masing bahaya ketiga zat tersebut, Prof David menggelar diskusi panel yang dihadiri pakar-pakar adiksi. Berikut hasil diskusi mereka:

Baca juga: Ganja Tidak Bikin Ketagihan? Belum Tentu

Heroin

Foto: Gettyimages
Sering dipandang sebelah mata, heroin sejatinya berada di urutan paling atas zat paling berbahaya. Heroin dijual sangat murah dalam bentuk pil, namun tingkat kecanduannya termasuk paling tinggi dan gejala putus obat (sakaw) yang ditimbulkan sangat hebat.

Pasien bisa merasa kesakitan dan nyeri seakan-akan tulangnya remuk. Hal ini terjadi akibat peningkatan kadar dopamine otak yang mencapai 200 persen.

Data Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengatakan penggunaan heroin pada remaja dan dewasa muda meningkat hingga 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Kurang lebih 8.200 orang meninggal tiap tahun akibat overdosis heroin.

Penggunaan heroin 5 kali lipat dari biasanya dipastikan menyebabkan kematian. Jauh lebih tinggi dari rasio zat lainnya seperti kokain (1:10) serta LSD dan ganja (1:1.000).

Alkohol

Foto: thinkstock
Alkohol merupakan zat yang menyimpan bahaya diam-diam. Memang penjualan dan konsumsinya legal di beberapa negara, namun efek alkohol lebih dari sekedar membuat orang mabuk dan kecanduan.

Penelitian mengungkap alkohol meningkatkan kadar dopamine di otak sebesar 40-360 persen, tergantung banyaknya alkohol yang diminum. Semakin banyak alkohol yang diminum, kadar dopamine akan semakin besar.

Sayangnya, alkohol bertanggungjawab terhadap kematian 88.000 orang di Amerika Serikat. Kematian ini bisa disebabkan oleh kecelakaan kendaraan akibat mabuk, kehilangan kesadaran, serta menghilangkan nyawa orang lain akibat perilaku agresif.

Konsumsi alkohol paling besar ada pada kelompok dewasa. 23 Persen orang yang pernah minum alkohol akan mengalami ketergantungan yang membuat mereka harus menjalani program rehabilitasi.

Kokain

Foto: Gettyimages
Kokain atau sabu dikenal sebagai narkotika yang digunakan oleh kalangan berada. Sebabnya, kokain tidak dijual dalam jumlah sedikit dan digunakan sebagai doping oleh selebriti dan kalangan pengusaha yang super sibuk.

Efek kokain membuat otak tak bisa menghentikan sinyal dopamin. Akibatnya, seseorang akan merasa 'hype' atau semangat sepanjang waktu.

21 Persen orang yang pernah mencoba kokain dipastikan menjadi pecandu. Masalahnya, tingkat kematian akibat overdosis kokain juga meningkat dalam 5 tahun terakhir, kurang lebih 12 persen per tahunnya.
Halaman 2 dari 4
Sering dipandang sebelah mata, heroin sejatinya berada di urutan paling atas zat paling berbahaya. Heroin dijual sangat murah dalam bentuk pil, namun tingkat kecanduannya termasuk paling tinggi dan gejala putus obat (sakaw) yang ditimbulkan sangat hebat.

Pasien bisa merasa kesakitan dan nyeri seakan-akan tulangnya remuk. Hal ini terjadi akibat peningkatan kadar dopamine otak yang mencapai 200 persen.

Data Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengatakan penggunaan heroin pada remaja dan dewasa muda meningkat hingga 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Kurang lebih 8.200 orang meninggal tiap tahun akibat overdosis heroin.

Penggunaan heroin 5 kali lipat dari biasanya dipastikan menyebabkan kematian. Jauh lebih tinggi dari rasio zat lainnya seperti kokain (1:10) serta LSD dan ganja (1:1.000).

Alkohol merupakan zat yang menyimpan bahaya diam-diam. Memang penjualan dan konsumsinya legal di beberapa negara, namun efek alkohol lebih dari sekedar membuat orang mabuk dan kecanduan.

Penelitian mengungkap alkohol meningkatkan kadar dopamine di otak sebesar 40-360 persen, tergantung banyaknya alkohol yang diminum. Semakin banyak alkohol yang diminum, kadar dopamine akan semakin besar.

Sayangnya, alkohol bertanggungjawab terhadap kematian 88.000 orang di Amerika Serikat. Kematian ini bisa disebabkan oleh kecelakaan kendaraan akibat mabuk, kehilangan kesadaran, serta menghilangkan nyawa orang lain akibat perilaku agresif.

Konsumsi alkohol paling besar ada pada kelompok dewasa. 23 Persen orang yang pernah minum alkohol akan mengalami ketergantungan yang membuat mereka harus menjalani program rehabilitasi.

Kokain atau sabu dikenal sebagai narkotika yang digunakan oleh kalangan berada. Sebabnya, kokain tidak dijual dalam jumlah sedikit dan digunakan sebagai doping oleh selebriti dan kalangan pengusaha yang super sibuk.

Efek kokain membuat otak tak bisa menghentikan sinyal dopamin. Akibatnya, seseorang akan merasa 'hype' atau semangat sepanjang waktu.

21 Persen orang yang pernah mencoba kokain dipastikan menjadi pecandu. Masalahnya, tingkat kematian akibat overdosis kokain juga meningkat dalam 5 tahun terakhir, kurang lebih 12 persen per tahunnya.

(mrs/vit)

Berita Terkait