Sebuah penelitian mengungkap bahwa asupan alkohol membuat seseorang sulit mencapai fase deep sleep atau tidur dalam. Fase iniĀ ditandai dengan REM atau Rapid Eye Movement. Dampaknya, kualitas tidur berkurang meski durasinya mungkin sama banyak.
Saat tidur, fase REM sangat menentukan kualitas istirahat. Dalam semalam, normalnya terjadi sekitar 7-8 kali fase REM. Sementara dalam pengaruh alkohol, fase ini hanya terjadi sekitar 1-2 kali sepanjang malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Suka Minum-minum Semasa Hamil? Jangan Kaget Jika Kelak Anaknya Susah Tidur
Selain mengurangi kualitas tidur secara umum, asupan alkohol sebelum tidur juga berbahaya bagi pengidap sleep apnea atau henti napas saat tidur. Berbagai penelitian membuktikan, alkohol meningkatkan risiko henti napas saat tidur.
Proses metabolisme alkohol juga berpengaruh pada kualitas tidur. Di dalam tubuh, alkohol dimetabolisme dengan cepat. Dalam proses tersebut, tubuh butuh menjalankan mekanisme detoksifikasi yakni mengeluarkan sisa metabolisme alkohol dari dalam tubuh.
"Minim alkohol sebelum tidur, khususnya secara rutin, berarti efek putus obatnya berlangsung sepanjang malam. Berkeringat, ngorok, mimpi buruk, sakit kepala, dan insomnia. Ini sebabnya Anda sering bangun kelelahan, nyeri dan tidak enak badan setelah minum alkohol pada malam sebelumnya," demikian dikutip dari news.com.au, Senin (18/4/2016).
Baca juga: Duh, Mendengkur Bikin Tumor Cepat Tumbuh dan Menyebar (up/vit)











































