Studi: Sel-sel Pasien HIV Menua Lebih Cepat

Studi: Sel-sel Pasien HIV Menua Lebih Cepat

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 27 Apr 2016 08:34 WIB
Studi: Sel-sel Pasien HIV Menua Lebih Cepat
Foto: thinkstock
Jakarta - Human Immunodeficiency Virus (HIV) mungkin sudah diketemukan 30 tahun lalu. Tetapi baru kali ini peneliti dapat menjelaskan berapa lama infeksi HIV berlangsung dan dampaknya terhadap tubuh dalam jangka panjang.

Berawal dari laporan yang diterima peneliti tentang profil pasien HIV dewasa ini. Mereka berulang kali dilaporkan mengalami komplikasi yang tidak ada kaitannya dengan virus itu sendiri seperti kanker usus, utamanya pada pasien HIV dengan usia paruh baya.

Salah satu peneliti, Dr Howard Fox dari University of Nebraska Medical Center mengatakan makin bertambah usia pasien, dokter makin sering melihat munculnya penyakit yang berkaitan dengan penuaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami pernah melihat beberapa kasus di mana pasien HIV mengalami komplikasi yang tidak berkaitan dengan HIV tetapi belakangan makin lama makin sering terjadi," paparnya.

Hal ini mendorong tim peneliti dari University of Nebraska dan University of California-San Diego kemudian mengamati DNA 137 pasien HIV dan membandingkannya dengan DNA 44 orang sehat.

Ternyata peneliti menemukan pengidap HIV mengalami perubahan pada DNA mereka. Menariknya, perubahan ini umumnya ditemukan pada orang-orang dengan usia lima tahun lebih tua. Artinya, keberadaan HIV memicu penuaan pada sel-sel pasien.

Baca juga: Pakar: Terapi ARV Perpanjang Usia Harapan Hidup ODHA

Peneliti juga memperkirakan penuaan sel yang dialami pasien HIV ini pada akhirnya menyebabkan kenaikan risiko kematian hingga sebesar 19 persen dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengidap HIV dengan usia sebaya.

"Perubahan ini bisa menjadi kunci untuk memahami efek jangka panjang infeksi HIV, bahkan mungkin nantinya kita bisa memprediksi usia pasien HIV secara akurat," simpul Howard seperti dilaporkan ABC News.

Setidaknya dari informasi ini, lanjut Howard, dokter dan peneliti dapat menentukan apakah pasien harus mendapatkan penanganan lebih dini seperti perlu divaksin atau menjalani screening rutin maupun tidak.

Baca juga: Klinik Berbasis Masyarakat Bantu Tekan Angka Lost to Follow Up pada ODHA

(lll/vit)

Berita Terkait