ALS atau dikenal juga sebagai Lou Gehrig's disease terjadi ketika terdapat mutasi gen C9orf72 pada tubuh. Penyakit yang juga menimpa fisikawan Stephen Hawking ini diketahui merupakan penyakit degenerasi saraf motorik. Akibat dari ASL, otot motorik atau otot lurik tidak dapat menerima perintah otak, pasien mengalami kelumpuhan, hingga terjadinya kematian.
Baru-baru ini, Dr Eva L Feldman dari University of Michigan mengungkapkan penggunaan pestisida seperti diphenyl-trichloroethane (DDT), methoxychlor, dan benzene hexachloride meningkatkan risiko ALS. Pestisida sendiri adalah bahan kimia yang digunakan untuk melindungi tanaman dari hama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Lumpuh Total Karena ALS, Wanita ini Tulis Biografi dengan Berkedip
Studi yang melibatkan 156 pasien ALS dan 128 responden kontrol ini melihat paparan pestisida pada tempat tinggal dan tempat kerja dari pasien. Selain itu, dilihat juga kandungan polutan di tubuh responden dengan mengambil sampel darah. Para peneliti menemukan bahwa kandungan pestisida dalam darah dan lingkungan dapat meningkatkan risiko ALS.
Mulai tahun 1940, DDT biasa digunakan oleh petani. Selain itu, DDT juga pernah digunakan untuk melindungi prajurit dan penduduk sipil dari malaria, typus dan infeksi penyakit lainnya. Namun, pestisida jenis DDT sendiri telah dilarang penggunaannya di Amerika sejak tahun 1972, setelah diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit pada hewan dan manusia.
Dilaporkan oleh National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), sekitar 12 ribu orang di Amerika Serikat didiagnosis mengidap ALS. Gejala awal penyakit ini di antaranya sulit berjalan, kram otot, dan sulit bicara. Sampai saat ini pun, penyebab pasti ALS belum diketahui.
Baca Juga: Kedutan di Wajah Gejala Penyakit ALS dan Bell's Palsy? Ini Kata Dokter
(rdn/vit)











































