Sebut saja data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang menunjukkan proporsi penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang kurang mengonsumsi sayur dan buah mencapai 93,5 persen.
"Sedih ya, padahal kita tahu sayur dan buah bisa berefek baik untuk pencegahan penyakit," tutur Kepala Departemen Gizi RS Cipto Mangunkusumo Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK dalam Media Workshop Zespri 'Awali dengan Buah' di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Buah Dijadikan Jus atau Smoothie, Mana yang Lebih Menyehatkan?
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Departemen Pertanian 2011, dibanding negara lain, Indonesia memiliki jumlah konsumsi buah dan sayur yang lebih rendah dibanding negara lain, dengan jumlah tidak sampai 50 kg/kapita/tahun.
"Data Deptan tahun 2013 menunjukkan jumlah konsumsi buah 34,55 kg/kapita/tahun dan sayurnya 40,35 kg/kapita/tahun. Padahal, rekomendasi FAO, harusnya buah dan sayur itu konsumsinya 73 kg/kapita/tahun dengan standar kecukupan sehat jumlahnya 91,25 kg/kapita/tahun. Kalau di Indonesia dijumlah, sekitar 70 kg/kapita/tahun berarti masih kurang ya," papar dr Fias.
Ia menambahkan, salah satu studi yang dipublikasi di England Journal of Medicine tahun 2016 mengungkapkan semakin sedikit konsumsi buah, risiko terkena penyakit degeneratif sampai menyebabkan kematian meningkat.
"Untuk itu yuk mulai sekarang rutinlah konsumsi buah dan sayur lima sampai delapan porsi sehari. Banyak sekali manfaat dari konsumsi buah dan sayur, termasuk mencegah penyakit tidak menular yang saat ini jumlahnya makin meningkat," pungkas dr Fias.
Baca juga: Kata Pakar, Metode 'Go Green' Juga Bisa Dipakai untuk Turunkan Bobot (rdn/vit)











































