Dalam Waktu 20 Tahun, Prevalensi Perokok Indonesia Meningkat Hampir 10 Persen

Dalam Waktu 20 Tahun, Prevalensi Perokok Indonesia Meningkat Hampir 10 Persen

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 31 Mei 2016 13:36 WIB
Dalam Waktu 20 Tahun, Prevalensi Perokok Indonesia Meningkat Hampir 10 Persen
Foto: thinkstock
Jakarta - Indonesia menjadi salah satu negara berkembang dengan prevalensi perokok yang terus bertambah. Kementerian Kesehatan menyebut pertumbuhan prevalensi perokok ini sangat mengkhawatirkan.

Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dr HM Subuh, MPPM, mengatakan konsumsi rokok di Indonesia sudah sampai dalam tahap memprihatinkan. Peningkatan prevalensi dan jumlah perokok semakin cepat, terutama di kalangan anak-anak, remaja dan perempuan.

"Prevalensi perokok meningkat hampir 90 persen. Indonesia adalah negara dengan jumlah total perokok terbanyak nomor 3 di dunia, di belakang China dan India. Tapi jumlah perokok perempuannya nomor satu di dunia," ungkap Subuh, dalam diskusi Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Menkes Ingatkan Perokok Anak Bisa Ancam Bonus Demografi Indonesia

Data Kemenkes menyebut prevalensi perokok Indonesia pada tahun 1995 adalah 27 persen. Namun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan tahun 2013, prevalensi perokok meningkat menjadi 36,3 persen.

Suasana diskusi peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Taman Ismail Marzuki (Foto: M Reza Sulaiman/detikHealth)

Untuk perokok perempuan, prevalensinya meningkat dari 4,2 persen di tahun 1995 menjadi 6,7 persen di 2013. Dengan kata lain, dari setiap 100 orang perempuan Indonesia, 7 orang di antaranya merupakan perokok.

Prevalensi perokok pada anak-anak dan remaja juga diketahui meningkat. Sekitar 20,5 persen remaja usia 16-19 tahun merupakan perokok dan prevalensi anak remaja berusia 10-14 tahun yang sudah pernah mencoba rokok mencapai 18 persen.

"Jika dihitung, kurang lebih ada 3 jutaan anak usia sekolah kita yang merokok. Padahal kita tahu rokok itu menurunkan fungsi otak dan menghambat prestasi siswa di sekolah," tutur Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Dokter: Polusi Asap Rokok Bikin Kasus Kanker Paru Meningkat (mrs/vit)

Berita Terkait