Jonathan Day, profesor bidang entomologi medik dari University of Florida mengatakan saat nyamuk menggigit, sebenarnya ia sedang mengisap darah seseorang. Sembari mengisap, nyamuk juga mengeluarkan air liur yang mencegah terjadinya pembekuan darah.
Sistem kekebalan tubuh menganggap masuknya air liur nyamuk sebagai ancaman benda asing dan akhirnya mengeluarkan perlawanan. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan histamin yang mencegah protein dalam air liur nyamuk menyebar ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aplikasi Buatan Pengembang Italia Ini Bisa Petakan Distribusi Nyamuk
Patut diingat, hanya nyamuk betina saja yang menggigit manusia untuk mengisap darah. Selain itu, tidak semua orang merasa gatal ketika digigit nyamuk. Bahkan ada juga yang tidak mengetahui jika dirinya sedang digigit nyamuk.
Day mengatakan semakin dewasa, toleransi terhadap rasa gatal akibat gigitan nyamuk akan semakin besar. Sehingga bisa jadi mereka tidak merasakan gigitan nyamuk yang ada di rumah.
"Tapi jika Anda pergi ke tempat lain dan digigit oleh nyamuk jenis baru, maka rasa gatal dan nyerinya akan sama seperti ketika masih kecil," tuturnya.
Untuk menghindari gigitan nyamuk, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, tentu saja dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk seminggu sekali. Kedua adalah menggunakan pakaian tebal dan menutupi seluruh tubuh.
"Bawang putih dan beberapa lilin aromaterapi juga ditengarai mampu menghindari gigitan nyamuk," pungkas Day.
Baca juga: Kepunahan Nyamuk Bukan Solusi Cegah DBD, Zika dan Malaria (mrs/vit)











































