Dalam siaran pers yang diterima detikHealth, Jumat (10/6/2016), Menkes Nila memaparkan soal prestasi dan tantangan penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia. Salah satunya adalah soal pendanaan di mana hampir 60 persennya berasal dari pemerintah.
"Sumber daya eksternal akan cenderung menurun, sementara sumber daya nasional terus meningkat seiring dengan jaminan kesehatan nasional yang terus ditingkatkan. Indonesia saat ini mendanai hampir 60% dari total kebutuhan penanganan HIV, dan bertekad untuk meningkatkannya di kemudian hari," ungkap Menkes dalam High Level Meeting of the General Assembly on HIV-AIDS (HLM) di Markas Besar PBB, New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkes juga melanjutkan bahwa penanggulangan HIV-AIDS membutuhkan tindakan dari sektor nasional, regional hingga global. Beberapa tindakan yang harus diambil antara lain cakupan pencegahan dan pengobatan HIV, penguatan kualitas pelayanan kesehatan, kepastian ketersediaan obat, regulasi yang tepat dan efektif, penghapusan stigma dan diskriminasi, serta tes dan perawatan yang biayanya jangan sampai memberatkan masyarakat.
Selain memperkuat komitmen, Indonesia menegaskan bahwa program harm reduction menjadi salah satu yang pertama diterapkan di kawasan ASEAN. Prevalensi HIV di antara kelompok pengguna jarum suntik (Penasun) terus menurun dari 42% (tahun 2011) menjadi 29% (tahun 2015).
Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia juga berfokus pada upaya pemberdayaan para wanita pekerja seks (WPS) untuk menolak seks tidak aman tanpa kondom, serta mengalihkan pengguna Narkoba dari hukuman pidana kepada pengobatan (rehabilitasi). Selain itu, lebih dari satu juta orang telah melakukan tes HIV pada tahun 2014-2015, dibandingkan 200 ribu orang pada tahun 2012.
"Momen penyelenggaraan HLM sangat tepat setelah peluncuran Agenda Pembangunan 2030, dimana upaya penanggulangan HIV-AIDS merupakan bagian integral dari agenda tersebut. HLM juga meberi kesempatan bagi Indonesia untuk dapat menyampaikan berbagai keberhasilan yang telah dicapai kepada masyarakat internasional, sekaligus juga belajar dari pengalaman negara lain dalam menanggulangi HIV-AIDS," tegas Dubes Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York.
HLM HIV-AIDS adalah pertemuan 5 (lima) tahunan. Pertemuan sebelumnya dilaksanakan di Markas Besar PBB New York pada tahun 2011. HLM adalah forum untuk menentukan arah dan kebijakan pencegahan dan pemberantasan HIV, sekaligus sebagai forum pertukaran informasi dan best practices/lesson learnt antara negara anggota PBB. Forum ini bersifat multi-stakeholders, melibatkan tidak hanya pemerintah, namun juga organisasi internasional, parlemen, civil society dan akademisi.
Baca juga: Pertama di Asia, Thailand Sukses Setop Penularan HIV dari Ibu ke Anak (mrs/vit)











































