Begini Rasanya Hidup dengan Jantung Buatan

Begini Rasanya Hidup dengan Jantung Buatan

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 13 Jun 2016 16:00 WIB
Begini Rasanya Hidup dengan Jantung Buatan
Stan bermain basket (Foto: CNN)
Jakarta - Lebih dari 500 hari Stan Larkin menunggu untuk mendapatkan donor jantung. Dalam penantiannya itu, dia menggunakan jantung buatan. Seperti apa rasanya?

"Saya terkejut sewaktu dokter bilang bahwa saya bisa hidup tanpa jantung di tubuh saya, dan mesinlah yang akan menjadi jantung saya. Coba pikirkan.. sebuah mesin," kata Stan Larkin, dikutip dari CNN.

Tapi bagaimana rasanya? "Seperti jantung sunguhan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini bukan kali pertama ada orang yang menggunakan jantung buatan dalam waktu lama. Namun Larkin merupakan pasien pertama di Michigan yang keluar rumah sakit dan pulang ke rumah dengan alat portable itu.

Ya, Stan tidak lagi memiliki jantung manusia. Jantungnya sudah diangkat lantaran dia memiliki kardiomiopati familial. Masalah jantung yang sama juga dialami oleh adiknya, Dominiqie. Dominique dirawat berbulan-bulan di rumah sakit, sampai akhirnya dia beruntung mendapatkan donor jantung.

Lalu seperti apa jantung buatan yang digunakan Stan? Ini merupakan jantung buatan sementara yang memiliki kerja mirip jantung manusia. Alat ini memiliki ruang dan empat katup. Sementara itu ada dua tabung yang keluar dari sisi kiri tubuh Stan, tepatnya di bawah tulang rusuk, yang terhubung dengan semacam pengendali atau driver yang disebut Freedom Driver.

Nah, driver seberat hampir 6 kg ini diletakkan dalam ransel sehingga memudahkan pasien untuk membawanya ke mana-mana. Driver ini mendukung jantung buatan sehingga darah bisa dipompa ke seluruh tubuh, seperti layaknya jika ada jantung sungguhan.

Baca juga: Kisah Stan, Pria yang Ratusan Hari Hidup Tanpa Jantung Manusia

Dengan alat tersebut, Stan bisa melakukan aneka aktivitas seperti bermain basket, bermain dengan anak-anaknya, bermobil dengan teman-temannya, dan melakukan pekerjaan lain. Bahkan dia tidak terganggu jika harus ke mana-mana dengan menyandang ransel di punggungnya. "Rasanya seperti ransel dengan buku-buku di dalamnya, seperti jika Anda pergi ke sekolah saja," ujar Stan.

Setelah 550 hari hidup dengan jantung buatan, akhirnya Stan menemukan donor. Operasi transplantasi pun sukses digelar pada Mei 2016. Kini, Stan tak perlu lagi menenteng ransel berisi alat penunjang hidupnya.

"Saya normal lagi. Saya tidak harus membawa apa-apa, termasuk ransel tambahan," kata Stan sambil tersenyum.

Jantung buatan sendiri pertama kali ditanamkan di tubuh pasien pada 2001. Demikian dituturkan dr Laman Gray dari Jewish Hospital. dr Gray merupakan salah satu ahli bedah yang turut menangani prosedur penanaman jantung buatan pertama. Tak heran dia kerap mengikuti perkembangan bidang bedah jantung dan turut senang dengan teknologi yang digunakan Stan.

Baca juga: Polusi Udara Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Sampai Penyakit Jantung

(vit/up)

Berita Terkait