Dilema Dokter Izinkan Pasien Mudik Saat Ada Penyakit

Dilema Dokter Izinkan Pasien Mudik Saat Ada Penyakit

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 10 Jul 2016 10:09 WIB
Dilema Dokter Izinkan Pasien Mudik Saat Ada Penyakit
Ilustrasi pemudik di Terminal Pulogadung (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Praktisi kesehatan Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH tak menyangka kemacetan arus mudik tahun ini sebegitu parahnya. Andai mengetahui dari awal bahwa kemacetan akan berlangsung hingga puluhan jam, ia akan berpikir ulang untuk mengizinkan pasien dengan riwayat penyakit tertentu.

"Beberapa pasien saya dengan penyakit kronis misal DM (Diabetes Mellitus), hipertensi, penyakit kanker, atau bahkan orang tua usia lanjut melapor dan izin dulu kepada saya untuk melakukan mudik dengan perjalanan darat melalui jalur darat," tutur dr Ari.

Saat menyampaikan masukan pada pasien, dr Ari mengaku sudah mempertimbangkan risiko macet seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun dalam bayangannya, kemacetan paling lama hanya akan berlangsung sekitar 12 jam. Dalam perhitungan dr Ari, pasien masih akan sanggup bertahan. Tak terbayang sebelumnya bahwa kemacetan parah akan membuat perjalanan darat memakan waktu 24 jam dan bahkan ada yang mencapai 36 jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai dokter penyakit dalam, kalau saja memang pasien saya tersebut akan melakukan perjalanan panjang puluhan jam, pasti saya tidak izinkan untuk berangkat," kata dr Ari dalam surat elektroniknya kepada wartawan, seperti dikutip pada Minggu (10/7/2016).

Baca juga: Terjebak Macet di Dalam Mobil, Sebaiknya Buka atau Tutup Jendela?

Salah satu kekhawatiran dr Ari adalah risiko dehidrasi akibat minimnya ketersediaan air minum di tengah kemacetan. Bagi pasien dengan riwayat penyakit tertentu, dehidrasi bisa berdampak fatal.

Kondisi ini bisa diperparah dengan sirkulasi udara yang kurang baik dalam mobil, serta paparan AC (Air Conditioner) selama puluhan jam. Terlalu dingin maupun terlalu panas, dampaknya sama terhadap keseimbangan cairan tubuh. Sama-sama meningkatkan risiko dehindrasi.

"Buat saya sebagai dokter, kejadian 'macet horor Brebes' ini menjadi catatan tersendiri buat saya, ke depannya untuk berpikir dua kali untuk mengizinkan pasien-pasien usia lanjut saya yang akan mudik lebaran ke Jawa melalui jalan darat," kata dr Ari.

Baca juga: Membandingkan Dampak Kesehatan Arus Mudik dari Tahun ke Tahun (up/up)

Berita Terkait