Antrean panjang terjadi karena toilet yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pemudik yang mungkin sudah berjam-jam menahan pipis di tengah kemacetan. Dan karena banyak yang menggunakan, toilet menjadi kumuh dan tidak lagi nyaman untuk digunakan.
WC darurat yang dikelola warga di sekitar jalur mudik juga banyak bermunculan. Dengan tarif sekitar Rp 3 ribu untuk tiap pengunjung, penjaganya bisa meraup pendapatan hingga Rp 600 ribu saking larisnya. Tapi karena tidak resmi, tidak semua orang yakin dengan kebersihan toilet darurat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketersediaan air yang terbatas, atau karena sulitnya buang air kecil, membuat seseorang dalam perjalanan khususnya perjalanan darat menghindari untuk minum," kata Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, seorang praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo.
Baca juga: Dilema Dokter Izinkan Pasien Mudik Saat Ada Penyakit
Dehidrasi, menurut dr Ari sering terjadi saat seseorang berada dalam perjalanan. Apalagi saat harus menghadapi kemacetan. Selain karena sengaja mengurangi minum agar tidak beser, juga karena paparan AC (Air Conditioner). Berjam-jam terpapar AC membuat permukaan kulit mengering dan tidak bisa mempertahankan air dalam tubuh.
Bagi pengidap penyakit kronis, dehidrasi bisa berdampak serius. Pada pengidap hipertensi misalnya, dehidrasi akan membuat jantung bekerja lebih keras. Kadar gula pada pengidap diabetes juga menjadi lebih sulit dikontrol dalam kondisi tubuh kekurangan cairan.
Macet dalam perjalanan mudik lebaran memang tidak terhindarkan, dari tahun ke tahun selalu terjadi kepadatan arus kendaraan. Tapi siapa sangka perjalanan darat menuju kampung halaman tahun ini begitu tersendat hingga membutuhkan waktu sampai puluhan jam?
"Buat saya sebagai dokter, kejadian 'macet horor Brebes' ini menjadi catatan tersendiri buat saya, ke depannya untuk berpikir dua kali untuk mengizinkan pasien-pasien usia lanjut saya yang akan mudik lebaran ke Jawa melalui jalan darat," kata dr Ari.
Baca juga: Membandingkan Dampak Kesehatan Arus Mudik dari Tahun ke Tahun (up/up)











































