"Beberapa pasien saya dengan penyakit kronis misal DM (Diabetes Mellitus), hipertensi, penyakit kanker, atau bahkan orang tua usia lanjut melapor dan izin dulu kepada saya untuk melakukan mudik dengan perjalanan darat melalui jalur darat," tutur dr Ari.
Saat menyampaikan masukan pada pasien, dr Ari mengaku sudah mempertimbangkan risiko macet seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun dalam bayangannya, kemacetan paling lama hanya akan berlangsung sekitar 12 jam. Dalam perhitungan dr Ari, pasien masih akan sanggup bertahan. Tak terbayang sebelumnya bahwa kemacetan parah akan membuat perjalanan darat memakan waktu 24 jam dan bahkan ada yang mencapai 36 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Terjebak Macet di Dalam Mobil, Sebaiknya Buka atau Tutup Jendela?
Salah satu kekhawatiran dr Ari adalah risiko dehidrasi akibat minimnya ketersediaan air minum di tengah kemacetan. Bagi pasien dengan riwayat penyakit tertentu, dehidrasi bisa berdampak fatal.
Kondisi ini bisa diperparah dengan sirkulasi udara yang kurang baik dalam mobil, serta paparan AC (Air Conditioner) selama puluhan jam. Terlalu dingin maupun terlalu panas, dampaknya sama terhadap keseimbangan cairan tubuh. Sama-sama meningkatkan risiko dehindrasi.
"Buat saya sebagai dokter, kejadian 'macet horor Brebes' ini menjadi catatan tersendiri buat saya, ke depannya untuk berpikir dua kali untuk mengizinkan pasien-pasien usia lanjut saya yang akan mudik lebaran ke Jawa melalui jalan darat," kata dr Ari.
Baca juga: Membandingkan Dampak Kesehatan Arus Mudik dari Tahun ke Tahun (up/up)











































