Sayangnya, pada infeksi awal, hepatitis kerapkali tak bergejala, sehingga banyak pasien yang tidak menyadari adanya kerusakan jangka panjang yang diakibatkan virus tersebut hingga akhirnya terlambat sudah.
Padahal laporan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet menyebutkan, hepatitis menjadi salah satu pembunuh terbesar dewasa ini, di samping AIDS dan tuberkulosis.
Peneliti dari Imperial College London dan University of Washington menganalisis data pasien hepatitis dari 183 negara, yang dikumpulkan dalam kurun tahun 1990-2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti menambahkan dalam kurun waktu tersebut, angka kematian akibat hepatitis sejatinya mengalami kenaikan lebih dari 60 persen, Sebagian besar karena pesatnya pertambahan populasi. Sebaliknya, tingkat kematian akibat penyakit seperti tuberkulosis dan malaria justru cenderung mengalami penurunan.
"Temuan ini mengejutkan, sebab ada banyak pengobatan dan vaksin yang efektif untuk menangkal hepatitis," kata salah satu peneliti, Dr Graham Cooke seperti dilaporkan BBC.
Namun disadarinya bahwa dibandingkan dengan penanganan penyakit seperti malaria, HIV/AIDS dan tuberkulosis, perhatian terhadap pasien hepatitis terbilang sangat kecil. "Terlihat dari harga obatnya yang tidak terjangkau, baik oleh negara kaya apalagi yang miskin," imbuhnya.
Baca juga: Deteksi Dini dan Vaksinasi Dipertimbangkan Untuk Eradikasi Hepatitis
Terkait penanganan hepatitis, WHO telah mencanangkan strategi khusus yang mulai dijalankan sejak bulan Mei 2016. Salah satunya untuk mengurangi angka kasus hepatitis B dan hepatitis C baru sebanyak 30 persen di tahun 2020, serta menurunkan tingkat kematian akibat hepatitis sebesar 10 persen.
Caranya, WHO merekomendasikan agar seluruh negara di dunia, terutama yang memiliki kasus hepatitis tinggi, untuk memperluas program vaksinasi dan mempermudah akses pengobatan untuk pasien hepatitis B dan C. Mereka juga diminta untuk memfokuskan kinerja mereka pada pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak.
Baca juga: Dari Semua Jenis, Hepatitis B Sebabkan Kematian Terbanyak di Asia Tenggara
(lll/ajg)











































