Pengguna Bahasa Isyarat Bisa Alami Kondisi Langka Sinestesia

Pengguna Bahasa Isyarat Bisa Alami Kondisi Langka Sinestesia

Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 20 Jul 2016 12:32 WIB
Pengguna Bahasa Isyarat Bisa Alami Kondisi Langka Sinestesia
Foto: thinkstock
Jakarta - Apa rasa dari kata 'rumah' atau suara dari warna kuning? Pertanyaan tersebut sekilas mungkin tak masuk akal namun bagi para pemilik kondisi sinestesia mereka punya jawabannya. Ini karena kondisi tersebut membuat penyandangnya bisa menerima informasi sensoris tumpang tindih.

Sinestesia sebelumnya banyak ditemukan oleh peneliti muncul pada penyandang autisme, namun di luar hal tersebut studi terbaru kini melihat juga kondisi bisa muncul pada para pengguna bahasa isyarat. Joanna Atkinson dari University College London selaku pemimpin studi mengatakan sekitar 4 persen populasi kemungkinan punya sinestesia.

Dari 50 partisipan penelitian pengguna bahasa isyarat (baik tuli atau tidak), Atkinson menemukan setidaknya ada empat orang yang menunjukkan gejala sinestesia. Keempatnya melaporkan bisa mengasosiasikan warna secara konsisten saat dites melihat video orang mengeja kata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kemampuan Unik Pasien Autis: Bisa Mendengar Warna dan Melihat Suara

"Studi menunjukkan bahwa sinestia bisa terjadi juga pada pengguna bahasa isyarat sama seperti pengguna bahasa yang diucapkan," kata Atkinson seperti dikutip dari Live Science, Rabu (20/7/2016).

Belum ada penjelasan jelas mengapa seseorang bisa mengidap sinestesia. Diduga hal ini terjadi karena ada sesuatu pada sirkuit saraf otaknya yang membuat aktivasi silang bersamaan antar area neuron.

Sinestesia bisa tak mengganggu tapi bisa juga sebaliknya. Sebagai contoh satu kasus perempuan berinisial AW dari California melaporkan dirinya hanya dengan menyentuh tekstur celana jins bisa mengalami sedih yang luar biasa sampai depresi.

Para ilmuwan di jurnal Neurocase mengatakan sinestesia kemungkinan berkaitan dengan proses evolusi yang dialami manusia. Kondisi seperti ini kadang memberi keuntungan bagi manusia dalam bertahan hidup.

"Nenek moyang primata mungkin mengalami evolusi yang membentuk mekanisme di bawah sadar untuk memprediksi kemungkinan bahwa sesuatu bisa menjadi sumber bahaya," tulis para ilmuwan.

Baca juga: Gangguan Ekstrem, Sedih Luar Biasa Hanya karena Sentuh Celana Jins (fds/vit)

Berita Terkait