Sebagian Pria Sakit Kanker Prostat karena Mewarisi Gen 'Cacat'

Sebagian Pria Sakit Kanker Prostat karena Mewarisi Gen 'Cacat'

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 21 Jul 2016 19:06 WIB
Sebagian Pria Sakit Kanker Prostat karena Mewarisi Gen Cacat
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Kanker prostat terdiri atas dua macam; yang perkembangannya lambat dan tidak menimbulkan gejala, atau yang perkembangannya cepat dan fatal, kira-kira sepertiga dari keseluruhan kasus kanker prostat yang ada.

Namun hingga saat ini keduanya sangat sulit untuk dibedakan. Kemudian peneliti dari Institute of Cancer Research, London berinisiatif untuk mengamati susunan genetik di tubuh pasien kanker prostat sebab mereka meyakini gen adalah jawaban di balik itu.

Untuk keperluan studi ini, peneliti mengamati sampel air liur dari 692 pria yang mengidap kanker prostat stadium lanjut. 12 persen partisipan kedapatan mewarisi mutasi DNA yang bisa dikatakan suatu saat bisa memicu kanker.

12 persen berarti satu dari tiap 10 pria dengan kanker prostat stadium lanjut membawa gen cacat yang diwariskan dari salah satu orang tuanya, dan angka ini sudah dianggap tinggi oleh peneliti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu gen yang dimaksud adalah BRCA1, yang sudah lebih dahulu sering dikaitkan dengan kanker payudara dan kanker ovarium.

Baca juga: Awas! Kekurangan Hormon Seks Bikin Pria Lebih Rentan Mati Muda

Peneliti Prof Johann de Bono meyakini temuan ini bisa membantu mengenali kanker prostat yang fatal dengan yang tidak. Di sisi lain, mengidentifikasi pasien dengan petunjuk ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengobatan atau bahkan mengembangkan pengobatan baru.

Bahkan bila risiko yang diketahui terlalu tinggi, pasien bisa dipertimbangkan untuk melakukan prosedur seperti pengangkatan prostat jika memang diperlukan.

Untuk itu, ia juga percaya temuan ini akan mendorong dilakukannya screening pada seluruh anggota keluarga untuk mengetahui ada tidaknya mutasi tersebut, meskipun gagasan ini dirasa terlalu dini dilontarkan.

"Setidaknya kalau kita bisa mengevaluasi risiko ini dengan screening atau percobaan, maka kita bisa menyiapkan strategi preventif," katanya seperti dilaporkan BBC.

Baca juga: Makin Jarang Ejakulasi, Makin Besar Risiko Terkena Kanker Prostat? (lll/vit)

Berita Terkait