Perubahan Kepribadian Bisa Jadi Gejala Awal Demensia dan Alzheimer

Perubahan Kepribadian Bisa Jadi Gejala Awal Demensia dan Alzheimer

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 26 Jul 2016 11:35 WIB
Perubahan Kepribadian Bisa Jadi Gejala Awal Demensia dan Alzheimer
Foto: thinkstock
Jakarta - Demensia atau penyakit pikun merupakan penyakit yang menyerang orang-orang lanjut usia (lansia). Penyakit ini membuat bagian penyimpanan memori di otak terganggu sehingga pasien sangat rentan mengalami lupa berulang yang disebut sebagai alzheimer.

Menurut sekelompok peneliti dan pakar dalam Alzheimer's Association International Conference di Toronto, Kanada, gejala awal demensia dan alzheimer kini bisa dideteksi melalui serangkaian pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini berhubungan dengan perubahan kepribadian yang dialami lansia.

"Sebagian besar orang berpikiran bahwa alzheimer adalah gangguan pada sistem memori. Padahal melalui beragam penelitian, diketahui alzheimer tidak hanya memengaruhi sistem memori saja, namun juga kepribadian seseorang," tutur Nina Silverberg, Direktur Alzheimer's Disease Centers Program dari National Institute on Aging, dikutip dari NY Times, Selasa (26/7/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Peneliti Sebut Stres Juga Bisa Picu Alzheimer dan Demensia

Dr Zahinoor Ismail dan rekan-rekanya dari University of Calgary, menyusun satu set instrumen diagnosis gangguan kepribadian ringan (mild behavioral impairment / MBI) yang berisi 34 pertanyaan. Menurutnya, MBI merupakan gejala awal dari mild cognitive impairment (MCI) yang menandakan adanya kerusakan di bagian memori otak, faktor utama penyebab demensia dan alzheimer.

Ia mengatakan bahwa perubahan kepribadian secara mendadak merupakan dampak dari terganggunya kemampuan mengingat dan berpikir seseorang. Hal ini menyebabkan bagian otak yang mengatur soal emosi dan dan kontrol diri juga ikut terganggu.

"Jika ada dua orang yang mengalami gangguan kognitif ringan, dan satu di antaranya memiliki perubahan mood dan kepribadian, dialah yang akan mengalami demensia lebih cepat dan lebih parah," tuturnya.

Tentu saja tidak semua orang yang mengalami perubahan mood dan kepribadian akan lebih rentan terserang alzheimer dan demensia. Dibutuhkan pengamatan dokter selama lebih dari 6 bulan untuk memastikan bahwa perubahan mood dan kepribadian terjadi dalam tahap fundamental.

Meski begitu, Dr Kenneth Langa dari University of Michigan mengingatkan bahwa hingga saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi demensia dan alzheimer. Dikhawatirkan jika deteksi melalui MIB dilakukan lebih awal, akan timbul kepanikan karena jumlah pasien yang akan membludak.

"Masih ada risiko overdiagnosis, pelabelan pasien pada seseorang yang belum sakit dan masyarakat yang panik untuk melakukan pencitraan otak. Instrumen ini harus dibuktikan terlebih dahulu melalui penelitian sebelum para dokter menggunakannya," tegasnya.

Baca juga: Gejala Kurang Dipahami, Pikun pada Lansia Bisa Memicu Salah Paham (mrs/vit)

Berita Terkait