Studi: Jika Dekat dengan Hewan, Anak Lebih Jarang Terkena Asma

Studi: Jika Dekat dengan Hewan, Anak Lebih Jarang Terkena Asma

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 05 Agu 2016 14:52 WIB
Studi: Jika Dekat dengan Hewan, Anak Lebih Jarang Terkena Asma
Ilustrasi kucing (Foto: Reuters)
Chicago - Komunitas Amish di Amerika Serikat (AS) sudah lama terkenal menolak teknologi modern dan memilih hidup dengan gaya tradisional jauh dari kota. Sebagian besar dari mereka sehari-hari bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sehingga bisa dibilang dekat dengan alam.

Kini studi terbaru melihat gaya hidup tersebut tampaknya punya manfaat untuk masalah asma pada anak. Dilaporkan dalam New England Journal of Medicine anak dari Amish punya tingkat asma yang rendah hanya 5 persen. Sebagai perbandingan anak dari komunitas Hutterites yang genetik nenek moyang dan dietnya serupa dengan Amish namun lebih modern punya tingkat asma mencapai 21,3 persen.

Peneliti mengatakan mengapa bisa terjadi perbedaan yang cukup besar diduga karena sistem pertahanan tubuh anak Amish didorong oleh paparan mikroba yang lebih banyak. Tumbuh besar di rumah yang dikelilingi oleh hewan ternak membuat anak terpapar bermacam-macam mikroba sehingga sistem imunnya bisa lebih terbiasa terhadap rangsangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Studi: Punya Hewan Peliharaan Bisa Kurangi Alergi pada Anak

Studi ini sejalan dengan studi lain yang menyebut bahwa kurangnya ekspos terhadap mikroba pada anak karena higienitas modern meningkatkan risiko alergi.

"Rumah orang Amish dan Hutterites sama-sama kotor. Namun kandang hewan orang Amish lebih dekat dengan rumah. Anak mereka sepanjang hari lari-larian keluar masuk kandang dengan bertelanjang kaki," kata Profesor Carole Ober dari University of Chicago yang terlibat dalam studi seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/8/2016).

Tes darah menunjukkan anak dari komunitas Amish memiliki lebih banyak sel darah putih bernama neutrofil yang penting untuk melawan infeksi. Selain itu mereka juga memiliki lebih sedikit sel darah yang mempromosikan reaksi inflamasi alergi bernama eosinofil.

Baca juga: Akibat Terlalu Bersih, Manusia Kini Lebih Rentan Alergi (fds/vit)

Berita Terkait