Tembaga atau Cuprum (Cu) adalah salah satu kandidat antibiotika baru yang kini tengah dilirik. Menariknya, mineral ini justru sudah dikenal sebagai agen antimikroba sebelum penisilin belum ditemukan pada abad ke-19.
"Sebelum mengenal penisilin, manusia menggunakan tembaga untuk mensterilkan air dan membersihkan luka," kata Karrera Djoko, seorang peneliti biokimia dari University of Queensland, ditemui di laboratoriumnya, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Di Laboratorium Inilah Nyamuk Ber-Wolbachia yang Dilepas di Sleman Diciptakan
![]() |
Pada antibiotika modern yang dipakai saat ini, mikroba membentuk kekebalan sebagai strategi untuk bertahan. Tembaga bekerja dengan cara yang berbeda, sehingga kemampuan mikroba untuk membentuk kekebalan tidak berjalan. Tentunya, dalam bentuk dan komposisi molekuler yang membuat tembaga lebih efektif dibandingkan pada zaman sebelum penisilin ditemukan.
"Dalam penelitian kami, tembaga efektif mengatasi kuman-kuman super seperti carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE) dan drug-resistant Gonorrhoea (kencing nanah)," kata Karrera, ilmuwan berdarah Indonesia yang masuk nominasi Queensland Women in STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Research Prize 2016.
Baca juga: Melucuti Persenjataan Para Kuman untuk Mengatasi Resistensi Antibiotik (up/vit)












































