"Pertama hindari pencetus, kalau masih bisa dihindari ya hindari, kalau makan cokelat (menimbulkan asma), ya jangan makan cokelat atau penyebab bulu anjing di rumah ya dihindari. Tapi kalau yang nggak bisa dihindari ya nggak bisa dihindari kayak flu atau emosi," tutur Prof dr Faisal Yunus, SpP(K), MD, PhD, spesialis paru dari RS MH Thamrin, Jakarta kepada detikHealth baru-baru ini.
Cara yang kedua, menurut Prof Faisal, adalah menggunakan obat pengontrol. Obat pengontrol harus disesuaikan dengan jenis asmanya dan harus digunakan rutin agar asma dapat terkontrol, sehingga mencapai tujuan dari pengobatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Cara-cara Efektif untuk Cegah Serangan Asma
Prof Faisal menjelaskan saat asma sudah terkontrol, saluran pernapasan menjadi tidak sensitif. Ia mencontohkan jika pemicu kekambuhan adalah asma, pada pasien dengan asma terkontrol tidak akan mengalami kekambuhan.
Lalu bagaimana membuat asma terkontrol? Prof Faisal mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat berdosis tepat. Artinya, pasien harus rutin memeriksakan diri ke dokter.
"Kalau sudah tiga bulan (penggunaan obat) dilihat apakah masih terjadi serangan atau tidak, kalau tidak, maka dosis obat bisa dikurangi namun tidak bisa diberhentikan. Sedangkan untuk pasien yang masih kambuh, dosis obat malah harus dinaikkan," imbuh Prof Faisal.
Baca juga: Jika Tak Kambuh Setahun, Pengidap Asma Boleh Berhenti Minum Obat (vit/vit)












































