Di Tahun 2060, Gagal Jantung pada Lansia Diprediksi Meningkat 3 Kali Lipat

Di Tahun 2060, Gagal Jantung pada Lansia Diprediksi Meningkat 3 Kali Lipat

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Jumat, 02 Sep 2016 11:01 WIB
Di Tahun 2060, Gagal Jantung pada Lansia Diprediksi Meningkat 3 Kali Lipat
Foto: thinkstock
Jakarta - Gagal jantung dapat menyerang siapa saja. Khususnya pada lansia, ahli memperediksi jumlah kasus gagal jantung bisa meningkat tiga kali lipat di tahun 2060.

Menurut Ragnar Danielsan, ahli jantung di Landspitali Univeristy Hospitalm di Islandia, gagal jantung dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Belum lagi, gagal jantung juga berkaitan dengan kondisi lain seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes.

"Karena biasa terjadi seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya pun dapat meningkatkan populasi usia lanjut yang mengalami gagal jantung," ucap Danielsan dikutip dari Indian Express.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi dilakukan dengan memilih 5.706 partisipan lanjut usia secara acak. Studi pun menganalisis data berdasarkan ukuran, jenis kelamin, dan umur. Dari penggabungan data ini, peneliti berusaha memprediksi jumlah orang yang akan terkena gagal jantung di masa depan.

Hasilnya, prevalensi gagal jantung pada gabungan wanita dan pria adalah 3,7 persen. Namun laki-laki memiliki tingkat 4,8 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yaitu 2,8 persen.

Baca juga: Cara Cepat Deteksi Stroke dan Penyakit Jantung

"Prevalensi gagal jantung juga meningkat seiring dengan umur sekitar 1,9 persen pada orang yang berumur 69 tahun atau lebih muda dan meningkat 6 persen pada mereka yang berumur 80 tahun atau lebih tua," sambung Danielsan.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal European Society of Cardiologym ini mengungkap bahwa peningkatan terbesar akan terjadi di kelompok usia 70-79 tahun dan 80 tahun, terutama pada wanita. Sedangkan pasien dengan gagal jantung akan meningkat 2,3 kali lipat pada tahun 2040 dan 2,9 kali pada tahun 2060.

Dikutip dari Foxnews, gagal jantung juga dapat meningkat usai libur panjang. Spesialis kardiologi, dr Maria Mountis dari Cleveland Clinic, Amerika Serikat, mengatakan ketika libur orang cenderung tak mempedulikan kesehatannya.

"Kalau Anda merasa tak enak badan maka cari bantuan medis. Semakin lama Anda menunda maka akan semakin lama pula sembuhnya," kata dr Maria.

Baca juga: 15 Tahun Berhenti Rokok, Risiko Serangan Jantung Bisa Turun Lho (rdn/vit)

Berita Terkait