Yang terbaru adalah es lilin yang diberi nama 'Gyeondyo-bar'. Dalam bahasa Korea, Gyeondyo sendiri berarti 'hang in there (bertahanlah!)'.
Pembuatnya mengaku es lilin ini memang sengaja diciptakan untuk mengatasi efek mabuk setelah mengonsumsi minuman beralkohol. Demikian seperti dilaporkan ABC News.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menggabungkannya dengan es krim menjadi satu cara efektif untuk menurunkan lebih banyak temperatur tubuh setelah minum-minum," tutur Dr Lee Byeong sam dari KyungHee Korean Medical Clinic, Seoul.
Meski demikian, es krim seharga 1.000 Won atau Rp 10.000 ini tidak dianjurkan bagi mereka yang temperaturnya sudah rendah, jadi benar-benar hanya untuk peminum alkohol saja.
"Rasanya enak, manis dan tidak ada aroma tak sedap yang biasanya muncul dari minuman pereda mabuk biasanya," kata Kang Dong-woo ketika mencoba es krim ini di Seoul baru-baru ini.
Baca juga: Riset: Makin Banyak Minum Alkohol, Makin Besar Pula Risiko Kanker
Di Korea Selatan sendiri, minum alkohol merupakan bagian dari budaya mereka. Biasanya yang diminum adalah soju, alkohol berwarna bening khas Korea yang terbuat dari ethanol dan air, atau campuran bir dan soju.
Dari data yang dimiliki WHO, rata-rata orang Korea sanggup menghabiskan 12,3 liter minuman keras tiap tahunnya dan menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Konsekuensinya, banyak kaum pekerja yang kesulitan untuk 'sadar' dan beraktivitas kembali keesokan paginya akibat terlalu banyak minum.
Itulah mengapa industri obat anti-mabuk di Korea ikut maju pesat. Bahkan ada juga pereda mabuk khusus untuk wanita, dengan kandungan beragam bahan alami seperti jahe, madu, hingga temulawak atau dicampur lagi dengan ramuan China lainnya.
Bentuknya pun beragam, dari pil, permen atau jeli maupun obat cair yang harus dihabiskan sekali minum. Pereda mabuk sendiri bisa didapatkan di berbagai toko maupun apotek di Korea.
Baca juga: Alasan Kenapa Peminum Minuman Beralkohol Mudah Alami Memar (lll/vit)











































