Kepala KKP Soekarno-Hatta dr Susanto mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah melakukan pemasangan Thermal Scanner untuk memeriksa penumpang demam dan membagi Health Alert Card untuk pengamatan. Pemasangan lavitrap ini dilakukan sebagai tindakan pendukung agar lingkungan bandara bisa lebih aman.
"Kalau kita lakukan fogging, pengendalian secara kimia di bandara yang sangat sibuk akan sangat sulit dan itu hanya membasmi nyamuk dewasa saja. Yang paling penting memutuskan rantai perkembangan penular penyakit tersebut," kata dr Susanto ketika ditemui di lingkungan KKP Soekarno Hatta, Cengkareng, Kamis (15/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Cara kerja lavitrap sebetulnya sederhana dengan prinsip wadah dibuat sedemikian rupa sehingga nyamuk bisa menaruh telurnya. Namun ketika telur sudah menetas dan menjadi nyamuk dewasa tidak akan bisa kabur.
Pada lavitrap yang disiapkan KKP sebagai contoh ada corong yang menjadi saluran untuk nyamuk bertelur dengan kondisi air terisi hingga nyaris penuh. Ketika telur menetas menjadi larva berenang-renang ke permukaan wadah untuk menjadi nyamuk dewasa, ia tidak bisa kembali keluar menyelami air sehingga pada akhirnya akan mati terperangkap.
"Sejak ada pembangunan perluasan masih sangat mungkin nyamuk berkeliaran. Kita akan memasang lebih dari 600-1.000 lavitrap secara massal sehingga kita berharap pengendalian optimal. Untuk bandara internasional harusnya sih kita di titik 0 tapi saya yakin kita sekarang masih ada," pungkas dr Susanto.
Baca juga: Peneliti Temukan Nyamuk 'Galau', Gigit Mangsa di Waktu yang Tak Biasa
(fds/vit)












































