Dalam kondisi seperti ini, penanganan seperti apa yang harus dilakukan? Menurut Harif Fadhilah, SKp, SH ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada prinsipnya perawat memgang peranan penting dalam menangani bencana alam maupun bencana non alam yang dilakukan melalui pendekatan kepada korban bencana.
"Penanganan tanggap darurat yang harus dipegang oleh perawat adalah menjaga kemanusiaan dalam kondisi apapun dan di manapun," ucap Harif dalam acara World Society Disaster Nursing (WSDN) Academic Conference 4th 2016 di Hotel Sari Pan Pacific, Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Banjir Melanda, Hati-hati Terserang Penyakit Kencing Tikus
"Diajari seperti cuci tangan agar nggak timbul masalah baru karena banjir berhubungan erat dengan kuman dan daya tahan tubuh korban yang kurang," sambung Harif.
Kepada detikHealth beberapa waktu lalu, drh Wiwiek Bagja mengatakan penyakit kencing tikus atau leptospirosis merupakan penyakit yang sering menginfeksi ketika banjir. Pasalnya, kuman penyebab leptispirosis bisa hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan.
"Kuman leptospira ini dapat 'berenang' di air sehingga bisa menginfeksi kaki manusia yang sedang terluka. Leptospira juga bisa menginfeksi seseorang melalui makanan atau minuman," imbuh drh Wiwiek.
drh Wiwiek juga menjelaskan, bakteri dari tikus yang masuk ke tubuh dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ seperti ginjal atau liver. Bahkan leptospira juga bisa bertahan di tanah yang lembap, tanaman, maupun lumpur dalam waktu lama.
Baca juga: Tumpas Kuman Penyebab Penyakit Pasca Banjir, Sterilisasi Siap Dilakukan (rdn/vit)











































