"Bekas banjir itu kan banyak bakteri dan kumannya. Selanjutnya akan kita lakukan lisolisasi. Jadi itu kan banyak lumpurnya, untuk membunuh bakterinya kita lakukan lisolisasi," kata Kasubdinkes Jakarta Utara, Bambang Suheri, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (11/2/2015).
Selain itu sumur yang terkena banjir juga akan diberi kaporit. Hal ini dilakukan pula di wilayah Jakarta Timur. Kaporit diberikan untuk menjernihkan sumur warga yang terendam air, sementara lisol diberikan untuk mencegah leptopirosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya di pengungsian juga ada tumpukan sampah bekas makanan. Nanti akan disemprot dengan pestisida untuk mengurangi lalat yang datang. Dikhawatirkan menyebabkan diare," lanjut Bambang.
Firmanudin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta Barat mengemukakan rencana yang sama. Menurutnya fokus pasca banjir sangat penting dilakukan agar tidak memimbulkan masalah baru.
"Sampah-sampah semua harus dibersihkan. Dari kita kerja sama dengan sudin kebersihan. Pembersihan itu ada karbolisasi, dibersihkan biasanya sama Damkar juga. Disemprot sampahnya, diangkat, hal ini dilakukan untuk untuk menstreril penyakit-penyakit di situ," ucap Firmanudin.
Jika tidak segera dilakukan sterilisasi dikhawatirkan bakteri atau virus pembawa penyakit akan berkembang. "Muntaber dan juga penyakit yang gampang menular pasca banjir. Begitu selesai, langsung dibersihkan," katanya.
Baca juga: 2 Puskesmas dan Sejumlah RS di Jakarta Terendam Banjir
(vit/ajg)











































