Bukti terbaru virus Zika dapat mengakibatkan mikrosefali pada janin diungkap tim peneliti dari Stanford University School of Medicine setelah melakukan percobaan, yaitu menginfeksi sel-sel dari tubuh manusia dengan virus Zika di lab.
Dari sini terlihat bahwa Zika dapat menginfeksi salah satu jenis sel yang dikenal dengan 'cranial neural crest cells', cikal bakal dari tulang tengkorak dan tulang rawan. Begitu terinfeksi, sel-sel ini akan melepaskan molekul-molekul khusus yang dapat mengubah fungsi dari diri mereka sendiri.
Di lab pulalah peneliti bisa tahu bahwa besarnya jumlah molekul ini mampu memicu berbagai perubahan dini pada sel lain yang bernama 'neural progenitor cells', mulai dari diferensiasi, migrasi hingga kematian. 'Neural progenitor cells' sendiri merupakan sel punca yang menjadi cikal bakal beragam sel otak.
Bila sel-sel vital tersebut mengalami kematian, maka otomatis perkembangan otak akan terganggu dan memicu mikrosefali atau bayi lahir dengan fitur wajah yang tidak proporsional.
Baca juga: Terbukti! Tiga Riset Pastikan Virus Zika Dapat Susutkan Otak Tikus
Di lain pihak, peneliti juga menemukan virus Zika bisa memberikan dampak tak langsung pada perkembangan otak. "Caranya dengan memutus jalannya sinyal antara sel-sel embrionik atau yang membentuk embrio," kata peneliti, Joanna Wysocka seperti dilaporkan Science Daily.
Bahkan, Wysocka dan timnya menduga neural crest cells hanyalah salah satu contoh sel yang terdampak langsung oleh virus Zika. Sebab mekanisme 'gangguan' yang sama bisa saja relevan terhadap jaringan tubuh lain yang terhubung dengan otak janin ketika sedang berkembang atau pembentukan tulang tengkorak, misalkan.
"Tetapi sampai saat ini kami tidak menemukan bukti nyata pada cranial neural crest cells manusia yang masih hidup ataupun hewan, hanya di lab saja," imbuh Wysocka. Itu artinya mereka masih harus melakukan studi lanjutan untuk memastikan temuan ini.
Baca juga: Kerusakan Otak Bayi Akibat Zika Bisa Terjadi Meski Tanpa Mikrosefali (lll/vit)